Hawa nafsu adalah sebuah kekuatan emosional yang langsung berkaitan dengan pemikiran atau fantasi tentang hasrat seseorang, biasanya berkenaan dengan seks. Hawa nafsu terdiri dari dua kata: hawa (الهوى) dan nafsu (النفس). Dalam bahasa Melayu, ‘nafsu’ bermakna keinginan, kecenderungan atau dorongan hati yang kuat. Jika ditambah dengan kata hawa (hawa nafsu), biasanya dikaitkan dengan dorongan hati yang kuat untuk melakukan perkara yang tidak baik. Adakalanya bermakna selera, jika dihubungkan dengan makanan. Nafsu syahwat pula berarti keberahian atau keinginan bersetubuh.
Ketiga perkataan ini (hawa, nafsu dan syahwat) berasal dari bahasa Arab:
- Hawa (الهوى) : sangat cinta, kehendak
- Nafsu (النفس) : roh, nyawa, jiwa, tubuh, diri seseorang, kehendak, niat, selera, usaha
- Syahwat (الشهوة) : keinginan untuk mendapatkan yang lezat, birahi atau seks atau hasrat yang besar untuk bercinta
Mengikuti hawa nafsu akan membawa manusia kepada kerusakan. Hawa nafsu mesti dikendalikan. Hawa nafsu yang tidak dapat dikendalikan dapat merusak potensi diri seseorang. Setiap orang diciptakan dengan potensi diri yang luar biasa, tetapi hawa nafsu dapat menghambat potensi tersebut. Potensi yang dimaksud adalah potensi untuk menciptakan keadilan, ketenteraman, keamanan, kesejahteraan, persatuan dan hal-hal baik lainnya. Namun karena hambatan nafsu yang ada pada diri seseorang potensi-potensi tadi tidak dapat muncul ke dalam realita kehidupan. Oleh karena itu mensucikan diri atau mengendalikan hawa nafsu adalah keharusan bagi seseorang yang mendambakan keseimbangan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Karena hanya dengan berjalan di jalur yang benar, manusia dapat mencapai hal tersebut.
Sebagai manusia normal, baik laki-laki maupun perempuan memiliki kebutuhan biologis dasar yaitu kebutuhan akan hubungan seks. Untuk yang sudah dewasa dan sudah menikah, hal ini terasa mudah karena sudah memiliki pasangan. Salah satu keunggulan orang yang sudah menikah dari orang lajang adalah ia bisa memenuhi kebutuhan seksualnya kapan pun dan di mana pun karena ia sudah halal melakukannya dengan pasangannya. Akan tetapi untuk yang masih ABG (Anak Baru Gede), remaja atau orang dewasa yang belum punya pasangan akan sangat berbahaya apabila tidak mampu mengendalikan nafsu birahi yang menggelora yang siap meledak kapan saja.
Laki-laki dan perempuan yang belum menikah harus mengetahui bagaimana cara untuk mengendalikan nafsu seksualnya agar terhindar dari berbagai dampak buruk ketidakmampuan menahan nafsu birahi. Banyak yang telah terjerumus dalam kehancuran akibat dari gagal menahan nafsu yang harus ditanggung seumur hidup. Sangat disarankan bagi orang-orang yang sudah cukup umur bersegera untuk menikah sah secara agama dan hukum pemerintah.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghilangkan atau mengendalikan hawa nafsu seks seseorang apabila tidak punya pasangan yang sah :
- Hilangkan/Singkirkan Pikiran Kotor
Jangan suka melamun memikirkan yang tidak-tidak dengan lawan jenis. Pikiran yang kotor dapat membangkitkan gairah seksual kita walaupun hanya dengan membayangkan sesuatu. Ubah pikiran yang kotor dengan memikirkan sesuatu yang lain yang lebih penting dan serius. - Hindari Menikmati/Melihat Yang Porno dan Vulgar
Jangan sampai kita memiliki materi-materi atau pun berusaha mengakses hal-hal yang cabul, vulgar, porno, dan lain sebagainya seperti membaca cerita panas, melihat gambar telanjang, nonton film porno, dan lain-lain. - Batasi Hubungan Dengan Lawan Jenis
Jangan terlalu banyak berkomunikasi dengan lawan jenis. Terutama lawan jenis dengan penampilan fisik dan gayanya dapat membangunkan nafsu untuk memiliki atau sekedar merasakan kehangatan dari dirinya. Terlalu dekat dengan lawan jenis bisa memicu pikiran kotor. - Perbanyak Kegiatan Yang Menguras Tenaga dan Waktu
Ikutlah ekstrakurikuler, kursus, bimbingan belajar, les, kelompok olahraga, club bikers, pekerjaan sambilan, pekerjaan tambahan dan lain-lain. Dengan sibuk melakukan berbagai aktivitas dapat menyebabkan kita lelah untuk berpikir kotor. - Rajin Puasa dan Ibadah
Dengan taat beribadah dan rajin puasa maka otomatis kita akan sangat terlarang untuk melakukan hal yang melanggar kesusilaan. Berpikir kotor saja tidak apalagi melakukan hal-hal yang dilarang agama yang dosa besar apabila dikerjakan. - Tidak Pacaran
Pacaran sangat mengundang untuk melakukan kontak fisik baik laki-laki maupun perempuan. Mungkin awalnya hanya berpegangan tangan lalu menjadi hubungan fisik yang lebih parah. Sebaiknya jangan pacaran tetapi menikahlah. - Rajin Bersosialisasi Dengan Teman dan Keluarga
Memiliki hubungan yang sehat dan dekat dengan teman-teman dan keluarga akan membuat kita bisa meredakan birahi hanya dengan berkomunikasi dengan mereka. Perbanyaklah bersilaturahim atau bersosialisasi dengan mereka. - Selalu Berpikir Efek dan Dampak Buruknya
Apabila kita mengetahui keburukan-keburukan dari hubungan seks bebas tanpa ikatan pernikahan maka kita akan merasa takut untuk melakukannya. Berhubungan intim dengan pasangan yang tidak halal itu penuh resiko, merupakan dosa yang besar, dapat merusak rumah tangga orang lain dan berpotensi merusak nasib diri sendiri dan orang lain. - Membuat Prinsip
Dengan prinsip hidup yang bersih, tidak mau melakukan hal-hal yang memanjakan hawa nafsu akan memperkuat benteng pertahanan kita dalam meredakan syahwat yang ada pada diri kita. Tetap konsisten dalam menjaga prinsip hidup kita dan jangan mudah terpancing untuk melanggarnya.
###
View My Daily Post
Penyakit satu ini memang rada payah dicontrol mas.
Pantang lihat yang seksi-seksi😁
Haha.. mesti cari obatnya, Mas Faisal.
Obatnya nikah 😁