“Ketiga, yang menyebabkan hati mati dan doa tidak terjawab adalah kamu mengaku dan memproklamirkan diri sebagai umat Nabi Muhammad Shollalohu Alaihi Wassalam tetapi ajaran sunnahnya tidak pernah kamu amalkan.”
Malah perkembangan terakhir memperlihatkan bukan hanya tidak mengamalkan sunnah (ajaran) Nabi tetapi mengingkarinya. Innalillahi wa inna ilaihi roojiun.
Beberapa orang berkata, “Nabi Muhammad itu manusia biasa seperti kita. Sebagaimana manusia, dia bisa saja salah. dan ternyata hadits juga banyak yang palsu, yang otentik cuma Al-Quran, selebihnya adalah sejarah. Tidak ada itu sunnah. Langsung saja kepada Al-Quran. Kemudian, Hadits itu bukan sumber hukum. Kita tidak perlu mengamalkan sunnah.”
Kita mengaku mengikuti Nabi Muhammad tetapi sunnahnya kita campakkan, tidak kita amalkan, kita ingkari ajarannya. Innalillahi wa inna ilaihi roojiun.
Bagaimana hati tidak menjadi mati, kalau siang-malam kita memproklamirkan diri menjadi umat Nabi Muhammad tetapi ajarannya kita campakkan. Padahal kalau sekarang kita mengenal islam, jika kita sekarang mengerti halal-haram, tahu mana yang haq (benar) dan bathil (salah), bisa memilah dan memilih mana yang makruf dan munkar, semua hal tersebut adalah jasa dari Nabi Muhammad. Dari generasi ke generasi ajarannya dilanjutkan oleh para sahabat Nabi, para tabi’in, tabi’it tabi’in, para ulama hingga akhirnya sampai kepada kita sekarang.
Walaupun beliau hanya berfungsi sebagai pengantar tetapi kepribadiannya dijadikan model oleh Allah di dalam melakukan kehidupan beragama. Memang benar beliau adalah manusia seperti kita. Unsur biologisnya adalah manusia. Beliau mempunyai darah, daging, hati, perasaan, bisa sedih, gembira tetapi beliau adalah manusia tetapi tidak seperti manusia pada umumnya. Beliau adalah manusia yang spesial. Hal itu wajar karena beliau adalah utusan Allah dan Rasul pilihan dari banyak nabi dan rasul lainnya.
Kita ambil sebuah contoh. Misalkan sebuah batu zamrud. Memang benar bahwa zamrud itu termasuk jenis bebatuan tetapi nilainya berbeda dengan batu koral. Nilai atau harga dari satu truk batu koral masih lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai dari segenggam batu zamrud. Kalau soal batunya, ya memanglah sama antara zamrud dan koral tetapi nilainya jauh berbeda karena esensinya berbeda.
Kita itu manusia, Nabi Muhammad juga manusia. Sama manusianya.Tetapi kualitas dan nilainya, tentu jauh panggang daripada api. Itulah sebabnya Allah menjadikan beliau sebagai model atau panutan bagi umatnya. Laqod kana lakum fi rosulillahi uswatun hasanah. Di dalam diri Nabi itu terdapat contoh dan suri teladan yang baik yang patut dicontoh. Apabila konsekuen mengaku umat Nabi Muhammad, marilah kita juga konsekuen mengamalkan ajarannya.
###
View My Daily Post