Bagaimana Cara Mengubah Kesedihan Menjadi Kebahagiaan

Kalau kamu sudah membaca pos Ishfah Seven yang berjudul Pantang Minder maka kamu akan tahu bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Alih-alih memikirkan kekurangan yang kamu miliki, kamu harus fokus pada satu (atau lebih) dari kelebihanmu. Kamu mesti melatihnya dan menjadi ahli.

Tapi bagaimana jika hal yang sedang membuatmu galau hari ini bukan tentang kekurangan yang ada pada diri melainkan kesedihan yang dialami. Adakah cara agar bisa mengubah kesedihan menjadi sebuah kebahagiaan?

Untuk menjawabnya, kamu bisa saja melakukan pencarian di Google mengenai cara untuk bahagia. Akan ada ribuan pos atau tulisan tentang hal ini. Kamu bisa melakukannya sekarang juga. Atau mungkin kamu mau berbaik hati untuk menyempatkan waktu membaca pos ini dan mencari tahu cara mengubah kesedihan menjadi kebahagiaan.

Hal yang kutulis ini terinspirasi dari sebuah film yang sudah aku tonton delapan belas hari yang lalu. Saat menonton film ini aku kaget ternyata dua orang pemerannya adalah aktor favoritku. Yaitu Shun Oguri yang bermain di film Crows Zero dan Rich Man Poor Woman dan Keiko Kitagawa yang bermain di Buzzer Beat bersama Tomohisa Yamashita. Tapi mereka berdua merupakan tokoh di masa sekarang dalam cerita. Sementara 70% cerita berisi tentang masa lalu Shiga (si tokoh utama lelaki) dan Sakura (si tokoh utama perempuan).

Kuberi kamu satu pertanyaan sebelum melanjutkan pos ini. Apa yang akan kamu lakukan kalau kamu didiagnosa menderita penyakit kronis dan dokter telah memvonis bahwa peluang kamu untuk bertahan hidup adalah satu tahun lagi? Kesal, marah, merasa tidak adil, kecewa dan tentunya akan menderita kesedihan yang luar biasa, bukan?

Hal yang menarik dari film ini, justru Sakura yang mengidap penyakit kronis itu tidak menampakkan kesedihannya sama sekali. Dia terlihat sangat ceria dan normal. Tak ada satu orang pun di kelasnya yang mengetahui kondisi sebenarnya Sakura kecuali Shiga, seorang lelaki cupu, culun atau kuper (kurang pergaulan). Ia tak sengaja membaca Jurnal Harian milik Sakura yang terjatuh di lantai Rumah Sakit saat ia berobat ke sana.

Suatu hari Sakura berkata, “Aku ingin memakan Pankreasmu!”

Shiga cuek dan menyebutnya itu adalah candaan gila, “Kamu kayak kanibal saja.”

Dengan tersenyum Sakura bercerita, “Kamu tahu, di zaman dulu, kalau seseorang sakit di salah satu bagian tubuhnya maka dia akan memakan bagian tubuh yang sama pada hewan.”

Shiga menambahkan, “Ya, kalau hatimu sakit, kau makan hati hewan. Perutmu yang sakit, kau makan bagian perut hewan.”

Sakura mengiyakan. Di hari berikutnya dia mengajak Shiga ke tempat makan untuk makan jeroan dan pankreas hewan. Mungkin dia berharap masih bisa sembuh dengan cara seperti itu.

Singkat cerita, mereka berdua menjadi akrab. Bahkan Sakura sudah membuat Bucket List atau daftar hal-hal yang harus atau ingin dilakukan sebelum meninggal dunia. Shiga pun menyanggupi untuk menemani Sakura melakukan semua hal yang ia inginkan.

Pelajaran lain yang kudapatkan adalah hidup ini terlalu singkat dan kematian semakin hari semakin mendekat. Kematian itu pasti, jalan menuju kematiannya yang berbeda. Kamu bisa menderita sebuah penyakit kemudian mati, atau kamu yang sekarang sehat pun bisa mati misal karena serangan jantung mendadak atau mengalami kecelakaan.

Betapa hidup di dunia ini yang hanya sekali, akan sangat sia-sia jika dipakai untuk sekedar hura-hura dan berbuat dosa. Bagi orang yang yakin akan adanya Hari Akhirat, dia akan membuat setiap waktu dalam hidupnya berarti dan bernilai ibadah.

Rasa sedih itu wajar dialami oleh setiap manusia, namun larut dalam kesedihan bukan sesuatu yang baik. Saat kamu sedang bersedih kamu harus mencari cara untuk bisa bahagia. Hal yang paling sederhana agar bisa mengubah kesedihanmu menjadi sebuah kebahagiaan adalah dengan tersenyum dan bersikap ceria. Sama halnya seperti dalam film ini, Sakura memaksa dirinya untuk ceria agar ada banyak energi positif yang meliputi diri dan pikirannya. Ia tahu ia akan mati. Kita pun sama akan mati. Masalahnya adalah kenapa kamu terus-menerus meratapi kesedihan? Kamu bukanlah satu-satunya orang yang merana di dunia ini. Hidup kita sebagai menusia memang singkat, maka jangan biarkan satu detik pun menjadi sia-sia. Cerialah. Bergembiralah.

Terakhir, kalau kamu melihat ada orang lain yang begitu riang dan ceria, ada tiga kemungkinan yang bisa terjadi. Pertama, dia sedang menutupi kesedihan yang sedang ada dalam dirinya. Kedua, dia tidak mau membuat orang lain khawatir tentang kondisi yang sebenarnya ia alami. Ketiga, dia memang seorang yang benar-benar memiliki energi positif yang ia munculkan dalam sikap periangnya.

Eh, apakah kamu tahu apa judul film yang aku ceritakan ini? Kalau kamu jeli, jawaban sebenarnya sudah ada dalam pos ini lho. Aku tak akan memberikan spoiler lebih banyak lagi tentang film ini, kecuali ada di antara para pembaca yang bisa menebak judulnya. Kalau ada, nanti kita bisa bertukar pendapat tentang film ini. Ok?

###

View My Daily Post

9 thoughts on “Bagaimana Cara Mengubah Kesedihan Menjadi Kebahagiaan

  1. Kebahagiaan dan kesedihan. Semuanya adalah produk dari pikiran. Jika ingin menjadi bahagia, hal pertama yang harus kita lakukan adalah melihat apa yang saat ini sedang kita pikirkan, bagaimana perasaan kita pada saat ini. Jika kenyataannya kita tidak bahagia, maka mulailah untuk menjadikan pikiran kita bahagia. Ini pelajaran yang bisa Ayu ambil dari tulisan kakak yang ini.

    Terima kasih kak, semangat menulis dan berbagi !

Comments are closed.