Bencana kabut asap yang terjadi di wilayah pulau Sumatera dan Kalimantan memiliki banyak dampak atau akibat bagi masyarakat di Indonesia dan negara tetangga. Masalah kesehatan menjadi isu utama selain hal seperti pekerjaan, sekolah dan rencana perjalanan yang tertunda.
Aku juga mengalami dampaknya secara tidak langsung. Bukan tentang kesehatan melainkan terhadap pekerjaan. Sejak bencana kabut asap ini terjadi, volume pengajuan refund tiket pesawat ikut bertambah. Banyak jadwal penerbangan yang tertunda, dialihkan waktunya atau bahkan ada yang tidak bisa diterbangkan di hari itu. Semakin banyak delay, no opearation flight dan kendala teknis lain yang disebabkan oleh kabut asap maka semakin banyak juga penumpang yang membatalkan penerbangannya. Semakin banyak yang batal terbang maka semakin banyak pula pengajuan refund.
Aku tidak akan membahas detil lebih lanjut tentang pekerjaanku ini. Aku berpikir ada hal lain yang lebih penting untuk dibahas yaitu mengenai dampak kabut asap bagi kesehatan manusia dan lingkungannya.
Lalu apa saja sih dampaknya?
Berikut adalah efek jangka pendek akibat tinggal di lingkungan dengan kualitas udara yang buruk, seperti kabut asap.
1. Susah Bernapas dan Kerusakan Paru-paru
Tingginya konsentrasi asap di udara akan membuat kita sulit bernapas dan dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Hal ini terutama menimpa mereka yang banyak beraktivitas di ruangan terbuka. Penelitian menunjukkan bahwa menghirup kabut asap ini dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit paru-paru seperti infeksi paru-paru terutama pada anak-anak, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan kanker paru-paru.
2. Batuk dan Iritasi Tenggorokan
Saat terkena paparan asap, seseorang dapat mengalami batuk dan iritasi tenggorokan. Umumnya keluhan ini berlangsung selama beberapa jam. Namun, efeknya bagi sistem pernapasan manusia bisa berlangsung lama walau gejala sudah menghilang.
3. Memperburuk Gejala Penyakit Paru-paru
Penyakit asma dan PPOK berisiko menjadi semakin parah jika menghirup kabut asap. Penelitian di Thailand menunjukkan bahwa pada musim kabut asap, jumlah kunjungan di unit gawat darurat terkait kambuhnya gejala penyakit asma dan PPOK turut meningkat. Hal ini dikarenakan zat yang terkandung dalam kabut asap bersifat iritatif dan dapat membuat paru-paru meradang.
4. Berdampak Kepada Fungsi Jantung
Partikel-partikel yang ada dalam kabut asap berisiko menginfiltrasi aliran darah manusia sehingga dapat berakibat buruk bagi jantung. Hal ini terjadi karena partikel dalam kabut asap biasanya sangat kecil, yaitu kurang dari 10 mikrometer. Makin kecil ukuran partikel, maka makin besar risiko yang bisa ditimbulkan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa paparan kabut asap dalam jangka panjang berkaitan erat dengan meningkatnya risiko penyakit jantung koroner dan penumpukan plak pada pembuluh darah. Hal ini diduga berkaitan dengan proses peradangan yang muncul karena paparan partikel di dalam kabut asap.
5. Buruk Untuk Mata
Efek buruk kabut asap juga dapat menyebabkan iritasi pada mata, akibat debu dan zat iritatif di dalam kabut asap. Untuk itu, sediakan obat tetes mata dan jangan lupa gunakan kacamata jika bepergian ke luar rumah.
6. Berisiko Terkena Kanker Paru-paru
Apabila seseorang terpapar kabut asap dalam jangka panjang, maka orang tersebut memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker paru-paru, sekalipun dia bukan perokok. Karena, kabut asap mengandung banyak partikel penyebab kanker (karsinogen).
7. Dampak Pada Kulit
Tak hanya menimbu;kan gangguan pada organ dalam, seperti saluran pernapasan dan jantung, polusi udara dan kabut asap juga dapat merusak kulit. Kabut asap dapat merusak kulit dengan cara menimbulkan iritasi dan peradangan pada jaringan kulit. Penelitian menunjukkan bahwa kabut asap dapat meningkatkan risiko penuaan dini kulit, jerawat, kanker kulit, dan memberatnya gejala eksim dan psoriasis.
Perlu dicatat bahwa efek buruk kabut asap berbeda-beda pada tiap individu. Bayi, anak-anak, dan manula adalah kelompok paling rentan terhadap efek kabut asap. Untuk itu, batasilah kegiatan di luar ruangan ketika kabut asap datang. Jika pun harus beraktivitas di ruang terbuka, usahakan kegiatan yang dilakukan tidak terlalu menguras tenaga. Selain itu, pakailah masker untuk menutup mulut dan hidungmu.
Itulah di antara dampak kabut asap bagi kesehatan. Jujur saja, rasanya hati ini pilu dan sedih melihat kejadian demi kejadian yang menimpa negeri yang katanya kita sayangi ini. Setiap orang boleh berbeda pendapat tentang penyebab terjadinya kebakaran namun jangan lupa untuk memikirkan solusinya juga.
Kurasa memang hal ini penting untuk diusut tuntas hingga ke akar-akarnya. Pemerintah mesti tegas dan serius menanggapi dan mengatasi masalah yang tidak sepele ini. Tentu telinga sehat kita ini enggan mendengar ada lagi orang yang mengatakan ‘Bukan Urusan Saya’. Kalau dibiarkan begitu saja maka negara seolah-olah sedang menumpuk ‘gunung masalah’ yang tak kunjung usai.
Tentu akal sehat kita akan berkata bahwa bencana ini adalah urusan semua penduduk negeri yang katanya kita cintai ini. Hingga ada label NKRI harga mati. Kalau memang jiwa dan ragamu senasionalis itu, yuk kita sama-sama bantu teman-teman, keluarga dan saudara-saudara kita di sana. Jangan hanya berteriak lantang tanpa ada action yang berarti. Kamu bisa menyalurkan bantuannya ke banyak pihak yang bertanggung jawab. Salah satunya kamu bisa ikut berdonasi melalui Kajian Musawarah.
SUMBER : AloDokter
###
Temukan informasi menarik lainnya di sini.
Saya tiap ada yang bakar sampah dipinggir jalan dan kena asapnya aja mata saya rasanya udah perih dan auto tahan nafas beberapa detik sampai bau asapnya ilang. Gakebayang sodara sodara kita yang lgsg kena dampak dari asap sebanyak dan setebel itu sepanjang hari :”(
benar, Nadya. Kita berdoa semoga Allah bisa menurunkan hujan agar kabut asap segera hilang dan saudara-saudara di sana cepat bisa sehat dan kembali beraktifitas normal kembali