Bosan dengan lockdown dan tak bisa ke mana-mana, aku jadi stres. Aku bahkan bosan karena saking seringnya bosan. Aneh tapi nyata. Beruntunglah hari ini Sam mengajakku berkumpul di rumahnya. Dia adalah teman satu organisasi Pecinta Alam di kampus. Tanpa pikir panjang, aku segera keluarkan si Jago, motor Yamaha DT100. Sam mengingatkan supaya aku membawa masker, kalau bisa sekalian surat dokter. OKE. Kujawab chat dari Sam. Instruksi yang kedua itu hanyalah gurauan.
Setengah jam berlalu dan kini aku sudah sampai di rumah Sam. Ternyata ada lima orang lainnya. Mereka teman kampus juga. Ada Romi, Yandis, Lastri, Gerald dan Rizal. Bakalan seru nih.
“Mumpung nyokap gue gak ada, kita party di sini.”
Kami semua duduk melingkar di atas tikar. Party versi Sam tidak seglamor yang dimaksud. Nasi liwet, ayam bakar, tahu goreng, mentimun dan sambal merah. Ah, lupa. Masih ada kerupuk putih ukuran Jumbo. Kami makan dengan lahap.
“Zal, lo gak makan?”
Rizal hanya senyum.
“Dia lagi puasa.” Sam menjelaskan.
“Oh, puasa syawal ya?”
Rizal mengangguk. Duh, aku jadi malu. Ayam bakar yang kumakan saja sudah 2 potong. Rizal adalah teman kami yang paling sholeh. Meskipun dia tak pernah mau jika dikatakan seperti itu. Dia sering berpuasa Daud. Jadi berpuasa enam hari di bulan Syawal tidaklah berat untuknya.
Usai makan, Sam mengeluarkan minuman dingin, kacang atom dan camilan khas lebaran.
“Nih, buka-buka aja toplesnya. Lebaran ini sepi, cuy. Kalau tahun kemarin isi toples makanan sudah raib sejak hari ketiga. Sekarang dua minggu saja masih ada. Ayo, ayo. Mari makan.”
Toples makanan itu dibuka satu persatu. Dari tadi sebenarnya aku sudah mengincar keripik singkong asin. Aku ambil toples itu dan ditaruhlah di atas pangkuan.
“Laper apa doyan, sih?”
Yandis menepuk pundak kiriku.
“Udah, udah. Biarin aja. By the way, kita sudah lama gak ngumpul-ngumpul gini. Enaknya ngapain nih abis makan?” Gerald bersuara sambil mengelus-elus perutnya. Dia melihatku. Seolah paham dengan tatapan keheranan, dia lanjut berkata, “Ini sudah enam bulan.”
Aku baru ingat dulu perut Gerald tak sebuncit itu.
“Ini akibat PSBB,” tukasnya lagi.
“Ah, alesan aja lu. Kita cerita-cerita aja zaman kita naik gunung dulu, gimana?” Semua orang diam dan mengabaikan usul Yandis.
“Dis, kita kan kalau naik gunung suka bareng-bareng. Semua hal dan cerita sudah kita tahu masing-masing,” Lastri menengahi, “Kita cerita soal hantu aja, yuk!”
“Ih apaan sih, Tri? Kayak gak ada hal lain yang diceritain.” Giliran Yandis yang menolak usulan yang lain. Tak lupa ia mencubit lengan kiri Tri. Tri mengaduh.
“Ide bagus! Aku jadi ingat sebuah cerita. Aku yang duluan. Ya, ya, ya?” Romi mengangguk cepat dan lehernya turun-naik mirip boneka anjing di dashboard mobil.
“Apa ceritamu, Mi?”
“Ada lima orang pendaki dan satu anjing yang melakukan pendakian di Gunung Semeru. Mereka berasal dari Madiun. Di awal rute pendakian, mereka bertemu dengan seorang pendaki wanita. Dia bilang ingin ke puncak sendirian. Merasa kasihan, mereka mengajaknya ikut dalam rombongan. Selama pendakian semua menjadi akrab. Pos demi pos sudah dilewati dan akhirnya mereka akan sampai di pos terakhir. Tapi karena sudah hampir malam, akhirnya mereka memutuskan untuk berkemah.”
“Si cewek tadi masuk sekemah sama mereka?” Gerald penasaran.
“Ish, ish, ish, tunggu Romi beres cerita sih.” Yandis geram dan memukul paha si Gerald.
Gerald mundur.
“Oke, gue lanjut ya,” Romi membenarkan posisi duduknya. “Memasuki malam, mereka pun terlelap. Meski begitu mereka tetap bergantian berjaga. Pendaki pertama yang berjaga membawa anjing untuk mengawasi binatang buas. Namun, tidak lama saat tengah malam, pendaki itu melihat si wanita keluar dari kemahnya dan berjalan ke arah hutan. Dalam keadaan bingung dan khawatir, dia pun mengikuti wanita itu. Tak berapa lama, dia kehilangan bayangannya. Karena panik, dia langsung kembali ke kemah dan membangunkan teman-temannya. Mereka pun sepakat untuk mencarinya. Karena tak menemukan si wanita itu, pencarian dilanjutkan esok.
Esok hari, mereka mencari sampai ke bibir jurang Semeru. Mereka melihat sebuah ransel yang mirip dengan ransel milik si wanita. Penasaran, mereka akhirnya menuruni jurang. Sesampainya di dasar, ditemukanlah jasad yang sudah membusuk. Mereka berinisatif membawa jasad tersebut ke posko terdekat dan melaporkan temuan ke SAR. Tim SAR yang datang belakangan mengkonfirmasi bahwa itu adalah jasad pendaki wanita yang hilang sebulan yang lalu.”
“Oke, Mi. Gue kalau ketemu cewek asing gak akan langsung diajak pergi. Ngeri,” celetuk Gerald.
Gerald berpindah duduk di sebelah Rizal. Dia takut ditampar oleh Yandis. Bisa-bisa giliran pipinya yang kena sekarang.
“Giliran aku deh,“ Lastri menghela nafas dan menghembuskannya perlahan. Kita jadi ikut-ikutan.
“Satu waktu. terdapat rombongan dari Jogja. Mereka kehujanan saat mendaki Gunung Gede Pangrango. Karena sudah sore hari, mereka pun akhirnya menginap di Pos Kandang Batu. Tempat yang digunakan untuk istirahat itu sepertinya nggak beres. Dua orang dari mereka merasa ada bayangan yang melintas di belakang pondok. Seperti ada yang mengawasi mereka dari dalam hutan.
Salah satu dari rombongan tersebut bernama Firman, dia anak indigo sekaligus paling rajin ibadah. Firman pada malam itu berjaga di depan sambil bersila. Ia tak henti-hentinya mengaji. Tapi tiba-tiba Firman diam dan hanya suara serangga yang terdengar di hutan tersebut. Ketika Firman disentuh oleh temannya yang lain, ternyata ia ambruk ke tanah. Takut terjadi apa-apa, mereka segera membopong Firman ke pondok. Namun tiba-tiba Firman menyeringai dan berkata,”Kalian jangan macam-macam. Di sini tempatku!” Lalu Firman pingsan.
Setelah pulang Firman bercerita kalau mereka sudah diikuti jin dengan sosok hitam besar. Saat mereka memasak dan makan malam, jin itu berdiri di dekat tungku di pinggir hutan. Firman sempat dibawa ke kerajaan gaib dan diminta tumbal tapi Firman menolaknya.”
Sam dan aku hanya diam. Dulu kita pernah mengalami hal yang sama seperti yang dialami Firman. Tak mau teringat kejadian waktu itu Sam mencoba santai. “Halusinasi kali tuh si Firman, Tri.”
“Ih beneran tahu. Anak-anak dengan indera keenam bisa merasakan bahkan dirasuki oleh jin. Mirip teman kita, Bang David.”
“Sip, deh. Sekarang gue nih mau cerita. Dari tadi makan terus. Takut gue gendut.”
Aku melirik Gerald dan tertawa. Takut apa, Ger? Bukannya sudah terbukti dengan ukuran perutmu itu. Gerald tidak peduli dengan ledekan kami. Dia mulai bercerita.
“Ini tentang pendakian di Gunung Kelud. Kata abang gue, gunung ini mistis. Salah satunya itu ada dongeng Mahesasura atau Mesanana. Orang-orang sekitar Kelud percaya kalau gunung itu meletus tandanya Mahesasura–manusia berkepala kerbau sedang marah. Ada juga yang bilang kalau Gunung Kelud juga merupakan negeri siluman. Kisah ini ditulis R. Kartawibawa dalam buku lama berjudul: Goenoeng Keloet, yang diterbitkan G. Kolff dan Co Soerabaia, pada 1941 silam.”
“Ger, lo suka baca buku?” Aku agak ragu.
“Gini-gini juga gue melek buku dan sastra.” Dia meneguk minumannya, lalu melanjutkan, “Katanya orang-orang yang dibawa setan ke Gunung Kelud itu kebanyakan orang-orang jail, orang yang gemar melakukan perbuatan jahat, orang beribadah tapi munafik, orang yang hanya menjadikan agama sebagai topeng, mereka justru menipu dan menyebarkan kedengkian. Di Kelud itu ada kerajaan yang dihuni orang-orang jahat. Itu sebagai bentuk hukuman yang berat dan mengerikan. Hukuman itu disesuaikan dengan dosa-dosa ketika hidup di dunia.”
“Hal-hal mistis seperti ini susah dimengerti dan dipahami,” Yandis berpendapat.
“Bukan mistis tapi gaib, Dis. Kan Tuhan menciptakan makhluk bukan hanya manusia, hewan atau tumbuhan. Ada jin juga.” Sam menanggapi, “Memang kalau belum melihatnya sendiri, pasti ada ragu.”
“Emang lo udah pernah lihat, Sam?” Yandis penasaran
“Pernah, dulu sama Gio.” Sam menunjukku.
“Oke, oke. Aku juga mau coba percaya. Anyway, aku tak punya cerita hantu. Tapi pengen juga ikut cerita. Bentar-bentar, aku googling dulu.”
“Nih, guys. Ada kisah dari Merapi. Salah satu kisah yang paling terkenal adalah keberadaan Pasar Bubrah yang diyakini sebagai Pasar Setan, sarang bagi bangsa lelembut. Menurut cerita yang beredar, Pasar Bubrah selalu ramai oleh aktivitas jual beli pada petang hingga menjang pagi hari. Tak jarang juga terdengar suara tabuhan gamelan yang cukup nyaring di Pasar Bubrah.
Lokasi Pasar Bubrah merupakan tempat yang sering digunakan oleh para pendaki untuk mendirikan tenda untuk berlindung dan beristirahat dari terpaan angin dingin Gunung Merapi. Kontur tanahnya yang tidak terlalu terjal dan lapang, cukup memudahkan para pendaki mendirikan tenda.
Banyak kesaksian yang diungkapkan para pendaki yang mengalami kejadian tidak masuk akal di Pasar Bubrah. Salah satunya adalah kisah seorang pendaki yang kehilangan kesadaran setelah mengaku membeli sebuah pisang dari pedagang di dekat tendanya saat tengah malam. Sangat tidak mungkin ada pedagang yang berjualan di kawasan pendakian tepat di kaki Gunung Merapi, apalagi di tengah malam.
Perihal suara tabuhan gamelan, ada yang percaya bahwa suara tersebut berasal dari gamelan-gamelan yang ditabuh oleh bangsa lelembut. Ada juga yang percaya suara tersebut berasal dari suara angin yang berhembus sangat kencang di Pasar Bubrah. Sebab, Pasar Bubrah telah berada di luar batas vegetasi sehingga tidak ada sebatang pohon pun yang bisa menghalau hembusan angin kencang.”
Kami menyimak Yandis membacakan cerita itu. Yandis yang gampang marah kalau tidak digubris itu terkenal ringan tangan. Mencubit, memukul, atau menampar. Tidak keras sih, memang. Dan kami kawan-kawannya tidak ada yang keberatan. Dia tipe perempuan yang suka gregetan. Saking gregetannya, tangannya ikut beraksi. Kami yang tenang menyimak lebih cenderung menghindari kemarahan nona mungil nan sangar ini.
“Gue sih percaya cerita ini. Teman gue, si Ifan, anak Sastra Jepang yang suka hiking, pernah cerita kayak gini ke gue. Dia mengalaminya sendiri, cuy. Untung saja ada orang dalam rombongannya itu yang bisa melihat jin dan menyelamatkan si Ifan.” jelas Sam.
“Bisa lihat jin gitu gimana sih?” Lastri penasaran.
“Gue sih ogah, Tri. Ngeri bisa lihat-lihat jin.” Sam bergidik.
“Emang lo bisa lihat?” Lastri melongo dan matanya menyiratkan ketidakpercayaan.
“Gue ama Gio bisa lihat. Tapi sejujurnya gue gak suka.” Jawabnya. “Sekarang giliran gue ya.”
Kami semua merapat mendekati Sam.
“Ini tentang cerita di Gunung Slamet. Ada beberapa jalur pendakian Gunung Slamet dan yang paling sering digunakan adalah jalur Bambangan di Desa Kutabawa, Purbalingga. Jalur ini banyak dipilih karena lebih pendek dibandingkan jalur lainnya. Selain terkenal sebagai jalur yang lebih pendek, jalur Bambangan juga terkenal akan cerita mistisnya. Saat mendaki Gunung Slamet lewat jalur Bambangan, pendaki akan melewati pos 4 atau pos Samarantu.”
“Gunung Slamet di mana sih?” Yandis memotong cerita Sam.
“Gunung Slamet terletak di antara 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah.” Tantri bersedia menjelaskan.
“Katanya, nama alias pos 4, SAMARANTU, merupakan singkatan dari samar dan hantu. Artinya, di pos ini, terkadang terlihat samar-samar sosok hantu. Bukan ketika mendaki tapi juga jalur turun dari Gunung Slamet itu seram. Pernah ada seorang pendaki yang mengalami kejadian aneh saat ia hendak kembali ke base camp Bambangan setelah mendaki Gunung Slamet.
Dalam perjalanan menuju base camp Bambangan, si pendaki melewati pohon besar yang tumbang. Anehnya, setelah sekian lama berjalan, dia nggak nyampe-nyampe ke tempat tujuan, malahan ketemu lagi dengan pohon besar yang tumbang itu.
Jalur lain yang juga menyimpan cerita mistis adalah jalur Guci di Desa Guci, Tegal. Cerita mistisnya adalah tentang manusia kerdil. Konon, manusia kerdil ini dulunya adalah pendaki Gunung Slamet yang tersesat dan nggak bisa kembali. Alhasil, ia bertahan hidup dengan makan dedaunan. Lama-kelamaan, ia kehilangan jati dirinya sebagai manusia. Gerak-geriknya lebih mirip hewan.”
Semua orang melihatku sekarang.
“Giliranmu, Gio.” Kata Romi
“Aku terakhir sajalah. Lagipula pengalamanku saat di Gunung Ciremai tak jauh beda dengan yang kalian ceritakan tadi,” jawabku singkat.
“Lha emang lo kan yang belum cerita.” Gerald menepuk pundak kananku. Dia ikut-ikutan Yandis.
“Apaan? Itu masih ada Rizal belum cerita.”
Semua orang melihatku lagi.
“Ya, kan Sam? Dia dari tadi duduk sebelah Gerald. Diam saja.”
Sam mengangguk. “Benar. Lagipula aku ngajak kalian ke sini karena Rizal yang minta kok.”
Tantri bangun dari duduknya lalu mencubit kedua pipiku. “Sadar kamu, Gio. Dari tadi kita di sini hanya berenam. Tak ada Rizal.”
Ini orang-orang kenapa ngikutin Yandis sih? Ini pipi lho bukan bakpau. Lalu Romi mendekat dan mengeluarkan handphone. Dia memperlihatkan isi pesan dari grup Whatsapp.
“Lihat foto ini. Ini Rizal. Dia sudah meninggal dua minggu yang lalu saat perjalanan pulang dari mendaki di Gunung Salak. Gue dan teman-teman dari alumni jurusan Sipil ikut makamin dia.”
Aku melihat Sam. Dia sama terkejutnya denganku. Rizal yang sedari tadi kami lihat ternyata tidak tampak oleh yang lain. Rizal berdiri lalu menghampiriku dan Sam.
Dia berbisik, “Terima kasih. Saya senang bisa melihat sahabat-sahabat lama berkumpul kembali.”
Bulu kudukku berdiri. Sekujur tubuh merinding. Kulihat muka Sam pucat pasi. Lalu Rizal pun hilang dari pandangan.
Aku tiba-tiba teringat handphone. Kubuka Whatsapp dan turun ke bawah mencari-cari chat yang belum terbuka. Benar. Ada banyak pesan yang belum terbaca. Terlalu fokus bekerja di rumah membuatku lupa mengecek pesan lain yang ada. Sudah hampir dua bulan ini perhatian dan fokusku tertuju pada pekerjaan.
Maafkan aku, Zal. Aku bahkan tidak tahu kabar duka ini. Air mataku menetes tanpa dikomando. Dalam lirih aku mengirimkan doa untuk temanku itu.
Keterangan :
- Gunung Semeru adalah sebuah gunung berapi kerucut di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatra dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
- Gunung Gede merupakan sebuah gunung api bertipe stratovolcano yang berada di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Gede berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangrango, yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Gunung ini berada di dua wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Cianjur dan Sukabumi, dengan ketinggian 1.000 – 2.958 m. dpl, dan berada pada lintang 106°51′ – 107°02′ BT dan 64°1′ – 65°1 LS. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede 18 °C dan di malam hari suhu puncak berkisar 5 °C, dengan curah hujan rata-rata 3.600 mm/tahun. Gerbang utama menuju gunung ini adalah dari Cibodas dan Cipanas.
- Gunung Kelud (sering disalahtuliskan menjadi Kelut dalam bahasa Jawa; dalam bahasa Belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete) adalah sebuah gunung berapi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang tergolong aktif. Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang, kira-kira 35 km sebelah timur pusat Kota Kediri dan 25 km sebelah utara pusat Kota Blitar
- Gunung Merapi adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004.
- Gunung Slamet (3.428 meter dpl.) adalah sebuah gunung berapi kerucut yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Slamet terletak di antara 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Kawah IV merupakan kawah terakhir yang masih aktif sampai sekarang, dan terakhir aktif hingga pada level siaga medio-2009. Gunung Slamet cukup populer sebagai sasaran pendakian meskipun medannya dikenal sulit. Di kaki gunung ini terletak kawasan wisata Baturraden yang menjadi andalan Kabupaten Banyumas karena hanya berjarak sekitar 15 km dari Purwokerto.
- Gunung Ceremai (sering kali secara salah kaprah dinamakan “Ciremai”) adalah gunung berapi kerucut yang secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53′ 30″ LS dan 108° 24′ 00″ BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat. Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 m dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.
- Gunung Salak merupakan kompleks gunung berapi yang terletak di selatan Jakarta, di Pulau Jawa. Kawasan rangkaian gunung ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengelolaan kawasan hutannya semula berada di bawah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, tetapi sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, dan dikelola sebagai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.
###
Pos lainnya ada di sini.
Meskipun ada cerita hantu, tapi para pendaki gunung tetap mendaki. Salut
Iya kareblna mwndaki adalah kegiatan utamanya sedangkan bertemu hantu adalah bonusya.
Haha
Bonusnya ga asik 😅
haha… pernah hiking gak, Ai?
Belum Kak 😂
aku naik gunung dan berkemah hanya sekali bareng temean-teman SMA.
Seru sih tapi capek. hehe
Mantaaap, udah pernah. Gak ketagihan kak?
Iya, pasti capek, beruntung bonusnya seru kak, bukan hantu 😂
tapi kalau sekarang diajak lagi, ogah. Dah gak kuat naik-naik gunung gitu. Maunya yang lain aja..
hahaha…
Masih banyak hal lain yg menarik ya kak 😀
betuullll….
Mendaki dgn pengalaman spiritual…. Keren
Iya. Salam kenal mbak
Salam kenal kembali
lagi baca dalam wc bikin merinding aja bang 🙄
Hati-hati lupa cebok
Mantab mas, cerita horor nya 🙏.
Btw.. semua pendaki pasti mengalami cerita mistis 😁 hehe
Sepertinya Rifki pernah mengalaminya juga
iya mas wkwk
Seru banget!
Hehe.. pernah ngalami hal mistis gak?
Pernah, waktu kuliah. Tapi gak semistis post ini😄
Dari awal udah curiga, ini pasti Rizal ada kenapa2nya nih…
Agak nyesel bacanya tengah malem gini haha. Tapi seru!
Haha… terima kasih atas apresiasinya, Nabila