
Kisah usang para tikus rakus
Berpakaian bagus dengan sutra halus
Cerdik, licik, serta misterius
Miliki modus di balik senyuman yang katanya tulus
Tak ada rumus khusus
Segala cara ditempuh. meski iman terus tergerus
Asal perut penuh, halal disikat, haram jalan terus
Siklus bisnis berputar, bermuara pada satu gugus
Tak ada empati untuk kaum proletar kurus
Ususnya sering cuti seharian, lambungnya sakit cukup serius
Sungguh nasib yang berbeda jauh, berlawanan arus
Satu di Merkurius, lainnya di Neptunus
Kucing datang cepat menjilat dan mengelus-elus
Beri ikan, jalan pun mulus
Kucing pulang, perutnya kenyang, selesailah kasus
Tutup mata, tutup telinga, kecuali anus
Memang sial sang tikus ternyata jenius
Atau sang kucing yang sel otaknya putus
Kita geram, seakan asa telah pupus
Doakan mereka biar cepat mampus
Si tikus kebal punya penangkal khusus
Bak Zeus yang berkuasa, titahnya bermakna harus
Lupakah ia bahwa tak selamanya hidup terus?
Izrail datang, tak bisa disuap, tak ada istilah tebus
Berhentilah, jangan terlampau rakus
Makan seadanya, ambil sewajarnya, hiduplah di jalan yang lurus
Bertobatlah, sebelum menjadi mayat, terbujur kaku tak terurus
Menuju pengadilan Tuhan, memutuskan siap yang gagal, siapa yang lulus
###
Puisi lainnya bisa kamu baca di sini.