Mengerti dan Menghargai

“Dengan pengertian maka muncullah penghargaan.”

Mengerti merupakan sebuah tindakan seseorang yang mengetahui dan memahami suatu keadaan dan dapat merasakan apa yang terjadi terhadap sesuatu atau seseorang. Sikap saling mengerti diperlukan antar sesama manusia untuk menjalin keharmonisan dan kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari.

Ciri-ciri orang yang mengerti dapat dilihat dari bahasa tubuhnya seperti anggukan kepala, mengatakan Saya mengerti, dan melakukan aksinya dengan tangan. Jika seseorang sudah mengerti maka orang lain akan menghargai.

Respect
Respect

Berikut ini adalah beberapa contoh adegan cerita pendektentang mengerti dan menghargai :

GERALD

Gerald tinggal di rumah kos dekat kantor tempat ia bekerja. Di rumah kos itu terdapat lima kamar. Gerald sangat akrab dengan keempat temannya itu. Jika ada temannya yang sakit, Gerald membantu dan merawatnya. Jika temannya punya masalah, dia ikut memikirkan dan mencari solusi terbaik. Gerald juga sering membagi makanan kepada temannya yang belum makan. Sikap Gerald yang mengerti kondisi temannya itu menimbulkan penghargaan dari teman-temannya. Misalnya mereka membantu Gerald jika ada tugas kantornya yang belum selesai dan tidak makan di depan Gerald ketika mereka berpuasa. Dengan sikap saling mengerti di antara teman menimbulkan sikap saling menghargai.

LEO

Leo adalah seorang pecandu rokok. Dalam satu hari dia bisa menghabiskan empat bungkus rokok. Walaupun sebagai seorang perokok aktif dia masih punya akal sehat. Leo hanya merokok di kamar rumahnya, di bis atau di kantor yang ada ruangan merokok atau di tempat yang tidak mengganggu orang lain. Leo tidak seperti perokok lainnya yang merokok dengan seenaknya di tempat yang mereka anggap asyik untuk merokok. Leo tahu rokok tidak baik untuk dirinya tapi jika tidak merokok sehari saja, ia sudah seperti orang gila, mencari-cari rokok di semua penjuru rumahnya atau ngacir ke warung Mpok Minah untuk membelinya.

Leo punya pikiran seperti ini. “Gue ngerokok karena gue mau dan karena gue udah nyandu. Tapi gue gak akan sembarangan ngerokok di tempat umum, di bis, di angkot, di halte, di terminal, di rumah makan atau di tempat yang bisa ngeganggu orang lain. Gue tau rokok itu berbahaya buat tubuh gue. Sebobrok-bobroknya gue, gue masih inget kata Pak Haji Sadeli, doi bilang merusak diri sendiri dilarang oleh agama dan bisa menjadi dosa. Dosa gue ini udah bejibun banget. Gue gak mau asap rokok gue membuat sesak orang di sekitar dan buat mereka gak enak atau ngerusak tubuh. Bisa-bisa dosa gue terus nambah tiap hari. Ogah ah! Gue ngerokok itu urusan gue. Badan-badan gue ini. Tapi kalo harus buat orang sengsara, eit..tunggu dulu! Gue gak mau.”

Sikap Leo yang mengerti dengan tidak merokok di tempat umum membuat keluarga dan temannya menghargai dia. Bahkan banyak orang yang memuji aksinya. Leo hanya tersenyum melihat reaksi orang-orang kepadanya. Ia teringat kata-kata dari almarhumah emak, “Udin Leonudin, dengerin emak. Lo boleh aje berbuat semau lo, asal lo tau, ngarti ame siap konsekuensinya entar. Kalo lo berbuat dosa, tanggung ama diri lo, jangan ngajak atau ngejerumusin orang jadi berbuat dose. Lo mesti mikir !”

HANI

Hani adalah seorang ibu rumah tangga yang sangat perhatian kepada keluarganya. Dia menyiapkan makanan, pakaian yang bersih dan kenyamanan di rumah kepada suami dan anak-anaknya. Sementara suaminya bekerja di kantor, ia mendidik anak-anaknya di rumah. Menghadapi anak-anak bukanlah perkara mudah tapi tidak sulit. Tergantung dari bagaimana cara seseorang mengatasinya. Diperlukan kesabaran yang ekstra dalam mengurus anak-anak. Namun Hani tetap semangat menjalani kehidupannya. Ia tidak pernah mengeluh sama sekali. Baginya mengeluh adalah sikap seorang yang pengecut.

Setiap hari Hani melakukan rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga. Hingga suatu hari ibu yang Super Care ini jatuh sakit. Dan semua pekerjaan rumah menjadi terbengkalai. Tapi Imran, sang suami tidak tinggal diam. Dengan kerelaan hati ia mengemban tugas sebagai kepala rumah tangga sekaligus ibu rumah tangga.

Pagi-pagi sekali setelah sholat subuh, ia menanak nasi, mencuci pakaian dan menyetrika pakaian yang sudah kering kemarin. Kemudian memasak makanan untuk sarapan pagi. Setelah itu menyiapkan kebutuhan si kecil James. Merapikan buku sekolah, menyiapkan botol minuman dan merapikan bajunya. Sementara James makan, Imran menyuapi Hani di kamarnya. Dengan telaten dan penuh cinta ia merawat sang istri.

Hani sempat melarang Imran melakukan tugasnya, namun dengan halus Imran mengatakan bahwa Hani harus istirahat dan membiarkan semua tugasnya diselesaikan oleh Imran. Hani tahu suaminya adalah seorang pekerja yang sibuk di kantornya. Seringkali sebelum Imran berangkat ke kantor, ia sudah ditelpon oleh klien dan bawahannya. Mereka menanyakan banyak hal tentang pekerjaannya. Posisi sebagai General Manager membuat banyak orang bergantung kepadanya. Tapi Hani tahu suami tercintanya itu sangat keras kepala. Imran tidak bisa pergi ke kantor sebelum memastikan istrinya baik-baik saja. Padahal Hani sudah mengatakan ia bisa melakukan pekerjaannya lagi setelah ia istirahat sebentar. Hani merasa kasihan kepada Imran. Setelah semua pekerjaan selesai di pagi hari, Imran harus mengantarkan James ke sekolahnya dan menjemputnya saat ia istirahat kantor. Belum lagi Imran harus jalan berlawanan arah dengan kantornya untuk menuju sekolah James. Dan kemacetan di kota membuat semuanya menjadi sempurna.

Hani tahu, Imran melakukannya karena sayang dan mengerti akan kondisinya sekarang. Sakit anemia yang ia derita sejak awal pernikahan sudah banyak membuat Hani meninggalkan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Hani merasa sangat beruntung mempunyai suami sehebat Imran. Ia bertekad akan mencintai dan hanya akan mencintai Imran sebagai satu-satunya suami. Hani juga tidak akan mengecewakan Imran, Ia akan menjaga hati, badan dan jiwanya dari godaan dan berbakti untuk sang suami. Sikap Imran yang mengerti Hani membuat Imran dihargai dan dicintai lebih dari sebelumnya oleh Hani.

###

Banyak contoh lain mengenai sikap saling mengerti dan menghargai di kehidupan sehari-hari. Sebagai makhluk sosial, sudah seharusnya kita bisa menanamkan sikap saling mengerti agar bisa menimbulkan sikap menghargai dari orang lain kepada kita. Mulailah hari ini. Lalu perhatikan apa yang terjadi.

View My Daily Post

Gak Boleh Mudik!

Sebelumnya di pos Ishfah Seven berjudul Bingung, aku sempat menuliskan keresahan tentang larangan mudik. Minggu kemarin saat menonton acara SUCI di Kompas TV, Gilang Bhaskara membahas hal yang sama. Ia bercerita soal kebingungannya dengan kebijakan pemerintah pada masa pandemi, lakban X dan termo gun.

Gua bingung banget ya sama pandemi di Indonesia. Selama setahun terakhir, Gua hampir di rumah terus. Pandemi ini membingungkan. Sudah setahun lebih, anak-anak belum masuk sekolah tapi mall, kafe dan restoran buka kayak biasa.

Ini sudah bulan puasa kedua selama pandemi. Mudik lagi-lagi dilarang. Tapi orang liburan kemarin-kemarin, boleh. Mudik? Ergh.. tidak boleh! Ketemu sodara? Gak boleh! Nongkrong dan liburan ke pantai? Boleh. Memang membingungkan. Bikin pernikahan kecil di gang gitu, gak boleh. Bikin pernikahan besar? Hmm…Bahaya. Gak mungkin boleh, kan?

Tempat wisata, buka semua. Lo ke kebun binatang dari kemarin, udah bisa. Ngunjungin binatang? Bisa. Lo ngunjungin sodara lo? Gak boleh! Lo gak boleh ketemu sodara tapi nemuin binturong di Ragunan, boleh. Lo boleh jalan-jalan ke mana pun, asal gak mudik.

Kebijakannya ini bingungin banget. Ke tempat wisata dibolehin tapi mudik dan sekolah tidak boleh, karena bahaya itu. Bisa nularin virus. Padahal setiap tempat itu harus mengikuti protokol kesehatan. Kayaknya ngelakuin apa pun di Indonesia selama pandemi itu boleh asal ada protokol kesehatan.

Bikin acara tivi? Boleh. Asal pake masker dulu terus dibuka baru ngomong. Boleh! Padahal dulu dibilang kalau bagian luar masker itu gak boleh disentuh karena banyak penyakitnya. Tapi kita lihat news anchor gitu. Ia pegang maskernya, setelah dipakai lalu dicopot saat mau ngomong. Kalau tivi mah boleh.

Kalau orang biasa yang megang masker kayak gitu, itu tidak boleh. Harus segera dibuang karena kotor. Gak boleh dipakai lagi. Kalau di tivi? Maskernya boleh dipakai lagi. Asal ditulis atau diberi keterangan, SEMUA KRU SUDAH DITES SWAB, boleh! Atau tulisannya gini, DIREKAM SEBELUM PANDEMI, boleh! Aman semua. Tapi kalau sekolah dan mudik? Eits, jangan dulu. Tetap gak boleh dong. Bahayyyaaa…!

###

Tonton selengkapnya di Gilang Bhaskara – Liburan Boleh, Sekolah dan Mudik Gak Boleh

View My Daily Post

Bingung

Hai, Sahabat! Kamu berasal dari negara dan kota apa? Bagaimana kamu menjalani kehidupan di sana?

Di sini, di negara yang aku tinggali banyak sekali hal yang terjadi. Kebijakan dibuat dengan niat awal untuk kemaslahatan umat tapi malah terasa kebalikannya. Seperti kebijakan pemerintah yang dirilis belakangan ini.

Lebaran tahun ini sepertinya aku tak bisa pulang. DILARANG! Begitu pesan yang disebar di berbagai platform berita nusantara. Niatnya ingin menekan laju perpindahan massa dari kota ke desa. Menahan para perantau kembali ke rumah tercinta. Tapi kenapa berwisata diperbolehkan juga?

Semua karena pandemi corona. Kita selalu bisa menyalahkan mahkluk tak kasat mata. Tapi benarkah motifnya itu?

Ah, aku bingung. Pulang dilarang tapi tak ada solusi. Apa itu ketupat? Apa itu opor? Apa itu sungkeman? Tak akan terjadi di tahun ini. Semua tak bisa dinikmati kalau tak bisa bersua dengan keluarga.

Para perantau itu (salah satunya aku) pergi mencari nafkah jauh dari daerah asal karena di sana tak mendapatkan kesempatan bekerja. Jika setiap kota menyediakan peluang lapangan kerja yang sama dan pertumbuhan ekonomi masyarakat yang meningkat, maka ibu kota tak akan dipenuhi oleh perantau dari luar kota.

Orang asli Jakarta, tinggal di Jakarta, bekerja dan mendapatkan penghasilan, tak akan terkena dampak larangan mudik. Lha dia rumahnya di sini!

Ah, bingung. Mesti bagaimana. Mesti berbuat apa. Sudah terlalu banyak blunder di negaraku ini.

Sahabat, rasa bingung ini bukan hanya dirasakan oleh atau dua orang melainkan oleh jutaan rakyat. Cobalah resapi lirik sebuah lagu di bawah ini. Terlahir dari keresahan akut terhadap kejadian-kejadian yang terjsdi di sini. Mungkin di negaramu tak seperti ini. Semoga di sana baik-baik saja.

Lirik lagu ini adalah curahan hati para rakyat. Sebuah kegelisahan yang tak kunjung tamat.

Kiri dikira komunis
Kanan dicap kapitalis
Keras dikatai fasis
Tengah dinilai tak ideologis
Muka klimis katanya necis
Jenggotan dikatai teroris

Bersurban dibilang kearab-araban
Bercelana Levi’s di-bully kebarat-baratan
Diam dianggap pasif
Lantang katanya subversif

Bertani dianggap kuno
Jadi pegawai distempel mental londo
Memilih jadi kere salah
Ingin kaya sangatlah susah

Belum berhasil dihina
Sukses jadi omongan tetangga
Makin hari makin susah saja
Menjadi manusia yang manusia
Sepertinya menjadi manusia
Adalah masalah buat manusia

Menjadi bintang ketinggian
Menjadi tanah kerendahan
Jadi matahari tak sanggup
Menjadi bulan terlalu redup

Gedung-gedung ditinggikan
Akal sehat dihancurkan
Sekolah dimahalkan
Ilmu dibuang ke selokan

Guru sentra sudah digelar
Dalangnya akan berkoar
Lakon sudah disiapkan
Korban korban pasti dibungkam

Maling sandal dibakar
Koruptor berkelakar
Makin hari makin susah saja
Menjadi manusia yang manusia
Sepertinya menjadi manusia
Adalah masalah buat manusia

Keterangan :

  1. Muhammad Iksan, atau dikenal dengan Iksan Skuter, musisi yang banyak menyuarakan persoalan lingkungan dan alam negeri ini. Lahir di Blora, Agustus 1984.
  2. Di acara Ngobat dengan Budi Dalton, ia mengatakan Skuter singkatan dari Selebriti Kurang Terkenal. Sepertinya itu bercanda. Hehe …
  3. Simak salah satu wawancara dengannya di Mongabay.
  4. Follow Instagram : iksanskuterofficial

###

View My Daily Post

Perayaan Isra Mi’raj

Mereka bergegas pergi dari Makkah Al-Mukarromah
Meninggalkan Masjidil Haram menuju Madinah
Melewati Syajar Musa, Mesir serta Tunisia
Melintasi Baitullahmi dan berakhir di Masjidil Aqsha

(Potongan puisi – Isra Mi’raj)

Bulan ini, sebagai muslim, kita merayakan hari peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad shollalahu alaihi wassalam. Setiap tahun kita merayakan dan memperingatinya, tetapi apakah hanya sebatas itu? Bagaimana dengan perintah shalat yang turun pada saat itu? Apakah kamu (yang muslim), sudah benar-benar menyadari pentingnya shalat? Selalu mengerjakannya tanpa terlewatkan? Atau masih bolong-bolong bahkan sengaja meninggalkannya?

Kita tahu bahwa amalan pertama yang akan dihisab adalah shalat. Tetapi kenapa masih lalai? Kenapa bacaannya masih salah? Kenapa tidak tepat waktu? Belum sampaikah pada level bahwa shalat itu adalah kebutuhanmu sebagai hamba selain merupakan kewajiban sehari-hari?

Merayakan hari Isra Mi’raj setiap tahun adalah hal baik. Namun jauh lebih baik lagi jika kamu fokus pada shalatmu. Jika masih ada yang kurang dalam berbagai aspeknya, perbaiki. Belajar lagi dan lagi. Kita tak pernah tahu kapan akan meninggal, bukan?

###

View My Daily Post

Lima Kesempatan

Hai, Sahabat! Apa kabarmu?

Tahun 2021 baru berjalan satu bulan dan empat hari. Kita juga masih berada dalam masa pandemi corona. Akankah virus ini bisa kita atasi dengan baik di tahun ini? Sepertinya segala jenis upaya telah dilakukan namun belum mencapai hasil yang memuaskan. Sudah banyak korban yang kehilangan nyawa disebabkan oleh virus ini. Banyak pula yang menyangkal keberadaanya sampai saudara atau kenalan terdekat meninggal.

Kematian seseorang memang tidak bisa diduga. Selalu mendadak. Hanya sedikit orang yang bisa merasakan bahwa ajalnya kian mendekat. Bagi orang beriman, kematian bukan tentang dicabutnya ruh dari tubuh semata. Kematian merupakan gerbang menuju alam barzakh (kubur) untuk kemudian dibangkitkan di Hari Kiamat. Kematian adalah hal pasti akan dialami oleh setiap mahkluk. Namun, bukan soal kapan seseorang mati melainkan bekal apa yang sudah ia persiapkan untuk menghadapi kehdupan setelahnya.

Agar tidak menyesal di kemudian hari, bekal kematian itu patut dipersiapkan. Karena manusia tidak dibekali ilmu tentang masa depan dan kapan ia meninggal maka setiap waktu mesti digunakan dengan baik. Setiap kesempatan yang ada harus dipakai dengan bijaksana.

Setidaknya ada 5 hal yang bisa menjadi bahan renungan kehidupan. Lima hal ini adalah kesempatan-kesempatan yang tidak boleh dilewatkan.Sebab roda hidup selalu berputar. Kadang-kadang seseorang berada di atas atau bawah.

Mari sejenak  mengulang masa menuju 20 tahun yang lalu. Saat sebuah lagu berjudul Demi Masa dirilis. Tahun 2001 grup nasyid asal Malaysia bernama Raihan mengeluarkan lagu ini. Pertama kali kudengar saat santap siang bersama salah satu teman santri di rumah ibu-ibuan. Ini adalah istilah lain dari induk semang. Di pesantren tempat aku mondok tidak ada dapur umum maka warga sekitar pondok menyediakan jasa ibu-ibuan. Fungsinya adalah memasak makanan untuk para santri, bahkan di beberapa tempat ditawarkan pula jasa mencuci baju. Setiap santri dikutip uang setiap bulan untuk biaya makan dan mencuci. Ini adalah bentuk simbiosis mutualisme antara pondok dan warga sekitar.

“Demi masa, sesungguhnya manusia kerugian. Melainkan yang beriman dan beramal sholeh. Demi masa, sesungguhnya manusia kerugian. Melainkan nasehat kepada kebenaran dan kesabaran.”

Link Youtube : Raihan – Demi Masa

Lagu Raihan itu mengalun mendayu-dayu. Sungguh membuat syahdu suasana makan kala itu. Semur telur bumbu kuning dan tumis bihun dan kol yang dilahap terasa istimewa. Liriknya menyentuh jiwa. Kata ‘sabar’ menjadi kata yang paling tertancap di sukma. Aku harus sabar tinggal di pondok. Tidur beralaskan karpet, makan alakadarnya, mengaji kitab pagi-siang-malam, dan kegiatan lainnya.

“Lagunya Raihan ini terinspirasi dari Surat Al-Asr,” temanku menjelaskan.

Tape recoder itu kemudian memutar lagu-lagu Raihan yang lain. Jika side A sudah habis, temanku membuka kaset dan membaliknya ke side B. Dia sempat menawariku untuk memutar lagu dari grup nasyid lain. Kuminta ia untuk memutar kembali lagu Demi Masa.

Lirik berikutnya dari lagu Demi Masa mengingatkan kita untuk ingat akan lima hal yang selalu terjadi pada manusia, Sehat sebelum sakit. Muda sebelum tua. Kaya sebelum miskin. Lapang sebelum sempit. Hidup sebelum mati.

Temanku bercerita bahwa nasyid berasal dari bahasa Arab yang berarti senandung atau lagu. Tapi ada pula yang berpendapat bahwa kata nasyid merupakan singkatan dari Nada, Syiar dan Dakwah. Manapun yang benar di antara keduanya, bagiku nasyid adalah bentuk pengingat kehidupan dengan cara yang artistik. Dengan mendendangkan sebuah syair lagu, aku bisa pula hafal makna di dalamnya. Sama seperti menghafal ayair-syair Alfiyah Ibnu Malik yang berisi petunjuk untuk belajar sintaksis dan morfologi Bahasa Arab.

Kita kembali ke tahun 2021. Hingga sekarang lagu Demi Masa itu masih terngiang-ngiang di telinga. Seolah-olah lagu itu menjadi self reminder di alam bawah sadar. Lima hal itu memang pantas direnungkan.

SEHAT

Ketika kita sedang sehat maka gunakan nikmat tersebut untuk beraktivitas hal-hal baik seperti mencari nafkah, bersekolah, atau menjadi pelayan publik. Bisa juga bersilaturahim kepada karib kerabat, guru dan sahabat. Berkumpul dengan teman-teman sholeh dapat membawa pengaruh baik terhadap diri. Selagi sehat, lakukanlah segala hal tersebut. Karena jika sudah sakit, tidak banyak pilihan kegiatan yang bisa dikerjakan.

MUDA

Kedua, usia manusia itu terus bertambah dari muda menuju tua. Ketika kita masih muda, terdapat banyak kesempatan yang bisa digunakan. Belajar segiat mungkin, bekerja keras, atau bahkan bertamasya. Karena jika badan sudah keriput dan tua renta, tidak banyak kegiatan yang bisa dilakukan. Ketika usiamu 20 tahun kamu mampu berlari mengelilingi Gelora Bung Karno. Saat usia 60 tahun, satu kali putaran pun belum tentu bisa terlaksana.

KAYA

Selanjutnya adalah kaya. Jika saat ini sedang memiliki keluangan harta benda, semua kebutuhan tercukupi, maka jangan dihabiskan semua. Kita harus pintar mengelolanya misal dengan menabung, membeli properti, investasi emas dan lain-lain. Karena jika suatu waktu jatuh miskin dan kekurangan, kita akan kerepotan. Pun tak boleh lupa untuk mengeluarkan zakat, infaq dan sedekah.

WAKTU

Kemudian waktu lapang sebelum sempit. Kita mesti bijak mengatur waktu. Semua orang di dunia diberikan jatah waktu yang sama setiap hari yaitu 24 jam. Semuanya. Baik dia seorang pejabat atau rakyat biasa, si kaya atau si miskin, atau orang yang tinggal di berbagai benua, kuota waktu setiap harinya sama. Tapi ada orang yang bisa memakainya dengan sangat produktif, sementara di sisi lain ada yang sebagian besar waktunya dipakai untuk kegiatan sia-sia. Yuk, atur waktu yang kita miliki ini dengan lebih baik!

HIDUP

Terakhir tentang hidup sebelum mati. Selagi masih hidup, gunakanlah kesempatan itu untuk mempersiapkan bekal kematian. Jangan sampai kita menyesal di akhir. Bekal-bekal yang mesti dipersiapkan seperti shalat, bersedekah, amal jariyah dan lain-lain. Kita tidak tahu kapan Malaikat Izrail datang menjemput. Jika saat ini masih terus-menerus melakukan maksiat dan dosa, berhentilah. Mari bertaubat lalu berhijrah ke tempat yang lebih baik,

###

View My Daily Post

Ragam Ujian Kehidupan

Siang yang panas di Kota Jakarta. Setiap orang sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Siang itu pukul 14:04 Hasan baru menyelesaikan urusannya dengan klien perusahaan tempat ia bekerja. Perut Hasan mulai berdemo. Perutnya keroncongan minta diisi. Hasan memarkirkan mobilnya di sebuah rumah makan. Dia pun masuk dan memesan makanan. Ketika sedang memesan makanan, masuklah seorang perempuan berpakaian putih-putih. Dia juga hendak memesan makanan. Perempuan itu berpapasan dengan Hasan. Hasan kaget sekaligus senang ternyata perempuan itu adalah Melanie, teman Hasan semasa SMA. Mereka saling menyapa, bersalaman dan duduk di meja yang sama.

Hasan

“Lo ada di sini juga, Mel?”

Melanie

“Yupz, Mel emang sering makan di sini. Apalagi klinik tempat Mel kerja lumayan deket dari sini. Dari belokan di depan itu nyebrang deh ke kanan. Itu klniniknya.”(Melanie menunjukkan Hasan tempat di mana ia bekerja)

“Lo abis dari mana, San?”

Hasan

“Gue baru nyelesain kontrak kerja sama klien. Alhamdulillah perusahaan gue menang tender proyek ngebangun sekolah internasional.”

Melanie

“Oh, yang punya Romy Corporation itu ya? Mel denger sih itu sekolah mau dibangun gede-gedean ya?”

Hasan

“Ya benar. Gue memang baru dari kantornya. Mudah-mudahan semuanya lancar.”

Melanie

“Amin. Eh, Tommy lagi ada di Semarang juga lho. Kemarin Mel ketemu dia di Mall. Bentar-bentar, Mel telepon dia dulu, siapa tahu dia bisa ke sini.”(Melanie menelepon Tommy dan Tommy bilang dia mau datang. Beberapa menit kemudian pesanan mereka datang. Hasan langsung meminum jus jeruknya. Sekali tenggak langsung habis. Hasan memang sedang kehausan. Sepuluh menit kemudian Tommy datang dan bergabung dengan mereka. Tommy langsung memesan makanan sementara Hasan dan Melanie sedang menyantap hidangannya. Mereka bertiga adalah teman satu kelas semasa SMA. Sekarang mereka berkumpul di sini. Reuni kecil antar teman seperjuangan.)

Hasan

“Lo pulang dari mana tadi, Tom? Gue denger dari Mel, lo lagi nyari kerja ya?”

Tommy

“Ya, benar. Tadi gue pulang dari interview kerja di sebuah perusahaan otomotif. Tapi ya gitu, belum ada hasilnya. Katanya dua minggu lagi baru diumumin hasilnya.”

Melanie

“Ya baguslah itu. Yang penting lo udah berusaha, Tom. Tinggal tunggu hasilnya aja.”

Tommy

“Kalian berdua sih enak, Mel, San. Udah pada kerja, punya penghasilan. Lah gue? Haduh, kehidupan gue sekarang seret. Susah ini itu. Gak ada uang. Gak banget deh. Kenapa ya dari dulu gue rasa hidup gua gak cukup dibandingkan dengan orang lain. Ibu bapak gue orang gak berada. Bisa disebut miskin lah. Haduh, miskin itu bener-bener ngebelenggu. Ngebelenggu jiwa, raga dan cita-cita gue.”

Hasan

“Kenapa lo bilang gitu?”

Tommy

“Gue ngerasa kayak gitu, San. Perasaan, dari dulu gue gak pernah mendapatkan apa yang gue inginkan dari segi materi. Selalu saja temen-temen yang dapet duluan. Misalkan handphone, mereka duluan yang punya. Handphone yang bagus pula. Sedangkan gue baru dapet handphone itu beberapa tahun kemudian. Sama kayak kerjaan. Padahal gue tiap hari ikhtiar.”

Hasan

“Jangan begitu dong, Tom. Jangan ngeluh gitu. Hati-hatilah. Jaga ucapan. Syukuri saja apa yang ada.”

Tommy

“Lo bicara kayak gini karena lo sedang naik daun. Ada dalam posisi yang enak. Lah gua, gimana sekarang?”

Hasan

“Lo tahu sendiri kan gimana gua dulu? Gue itu anak sulung yang punya empat adik yang masih kecil-kecil. Dari kecil, gue bantuin nyokap-bokap dagang di pasar. Gue hidup gak mudah, Tom. Malah kalian berdua lebih beruntung bisa nyelesaian kuliah. Sementara gue, SMA aja keluar karena gak ada uang untuk biaya sekolah. Gue rasa, kehidupan kita memang udah ada jalannya masing-masing.”

Tommy

“Coba deh lihat berita di televisi itu!”(Melanie dan Hasan melihat berita di televisi yang berada di dekat meja kasir. Berita yang menceritakan kemiskinan warga Indonesia di berbagai daerah.)

Bukan gue saja yang ngerasain hidup kayak gini. Di televisi itu lihat, banyak sekali orang miskin. Kayaknya negara udah gak peduli lagi sama rakyatnya.”

Melanie

“Udahlah, gak usah bawa negara dulu. Yang penting kita yang ikhtiar untuk kehidupan kita sendiri.  Lakukan saja apa yang bisa kita lakukan sekarang. Kalo nunggu pemerintah ngatasin masalah kemiskinan, wah gak tau kapan itu bisa terealisasi. Bener gak, San?”

Hasan

“Bener banget, Mel. Gua setuju. Oya Tom, mengapa lo bilang kemiskinan itu bisa membelenggu setiap jiwa, raga dan cita-cita?”

Tommy

“Pertama, kemiskinan membelenggu jiwa. Orang yang miskin, hatinya gak selalu tenang.”

Melanie

“Gak tenang gimana?”

Tommy

“Makan gak tau kapan. Terus misalkan kalau dia punya anak, gimana sekolahnya, gimana bayar ini itu. Ah gak tenang pokoknya. Kedua, membelenggu raga. Dia gak bisa makan enak, badannya kurus kering. Yang ketiga, orang miskin itu cita-citanya pendek.“

Hasan

“Haha..aduh kayaknya gue gak kenal lagi lo yang dulu Tom, lo yang optimis.”(Hasan tertawa kecil sambil menepuk-nepuk pundak Tommy. Dulu Tommy adalah seorang yang optimis, periang dan selalu ingat Allah dalam segala hal.)

“Dulu lo gak kayak gini, Tommy. Kadang-kadang keadaan membuat kita ngelantur dan tidak tahu apa yang sebenarnya kita bicarakan. Kalau gue boleh bercerita nih, dulu gue juga miskin. Kalian udah pada tahu lah. Apalagi lo, Tommy. Rumah lo cuma beda beberapa meter dari rumah gue.

Menurut gue, kemiskinan gak ngebelenggu jiwa seseorang. Terbukti kalau Ayah gua fine-fine aja. Jiwanya tenang, selalu sholat, ngaji tiap hari dan dawam dzikir. Gue sebagai anaknya ngikutin. Gue emang ngakuin kalau gue itu miskin. Tapi hati gue tetap tenang karena Ayah ngajarin anak-anaknya sama Ibu gue untuk selalu bersyukur dan selalu ikhtiar. Lo bicara kayak gitu kedengarannya seperti nada putus asa, Tommy. Dan gue gak suka itu.

Kedua, kemiskinan ngebelenggu raga. Ya, kemiskinan memang dapat membelenggu raga dengan susahnya makan atau bahkan tidak makan sama sekali dalam satu hari. Hal itu akan tetap ngebelenggu kalau kita tidak berusaha. Ayah gue nih, walaupun keluarga kita miskin, dia selalu berusaha setiap hari. Lo tahu kan, si Silva, adik gue yang paling kecil? Kita miskin, Tom. Tapi dia yang paling gede badannya. Ha..ha.. lo tahu apa yang Silva makan setiap hari? Dia makan singkong sama tempe goreng buatan Ibu.

Kalau cita-cita, hmm…gimana ya? Dulu gue bercita-cita pengen jadi seorang sarjana. Kayaknya enak gitu kalau gue bisa kuliah di universitas yang bagus dan terkenal. Ternyata miskin emang ngebelenggu cita-cita gue jadi sarjana. Tapi itu cita-cita gua yang satu. Cita-cita gue yang lainnya gak terbelenggu. Ya, cita-cita yang lainnya, yang sekarang ini. Gue pengen bisa ngebahagiain orang tua. Alhamdulillah, sekarang gue sedang melakukannya. Gue belajar, brother. Gue bisa jadi kayak sekarang ini, gak gampang. Tujuh tahun, bayangkan! Gue dari awal, dari nol. Gue pertama masuk perusahaan ini, tahu gak jadi apa? Jadi Cleaning Service. Bahkan komputer aja gue gak bisa, gak ngerti. Tapi gue tetap ngelakuin hal ini dengan santai, enjoy aja. Wah, lo kalau tahu, gue dulu itu dihina-hina, dimaki-maki dan dikerjain. Duh sakit hati ini. Tapi setiap hari gue ingat kata-kata Ayah. Sabar, sabar dan sabar!. Gue juga mulai belajar banyak hal, belajar komputer, belajar cara ngadepin orang. Gue belajar dari mulai ngelihat orang lain melakukannya sampai gue diberi kesempatan untuk menjabat posisi yang lain. Gue bertahap dari mulai OB, CS, Admin dan seterusnya. Gue lakukan hal itu, brother. Alhamdulillah, sekarang gue dapat kepercayaan dari orang yang punya perusahaan itu. Gak kebayang kan, seorang Cleaning Service bisa punya mobil dan ngejabat sebagai Project Manager? Makanya setiap hari gue selalu bersyukur kepada Allah.

Kemiskinan memang bisa membelenggu jiwa, raga dan cita-cita manusia tetapi kemiskinan tidak dapat membelenggu iman yang ada di dalam dada kita. Kalau lo punya iman, baik lo jadi orang kaya atau miskin, ya fun aja hidupnya.

Melanie

“Mel setuju dengan apa yang lo bilang, San. Intinya ternyata memang harus bersyukur ya? Akhir-akhir ini Mel berpikir, kenapa Mel gak betah di tempat kerja. Ah gak enak aja bawaannya.”

Tommy

“Mel, kenapa mesti gak enak? Keluarga lo kan keluarga berada, punya banyak uang, Papa dan Mama lo adalah dokter. Punya rumah sakit dan klinik di Semarang dan Jakarta. Lo gak harus pusing mikirin harus makan apa. Kalau kata gue, lo gak kerja jadi perawat di klinik tempat lo kerja sekarang aja, lo udah bisa hidup berkecukupan, malah lebih dari gue dan Hasan. Apa yang lo keluhin Mel? Harusnya lo bisa melewati hidup ini dengan tenang. Uang ada, ini-itu ada.”

Melanie

“Iya, kalo secara lahiriyah atau yang nampak di mata, orang-orang yang melihat hidup Mel, mayoritas akan mengatakan hal yang sama dengan lo, Tommy. Mel senang keluarga Mel adalah keluarga yang berada. Tapi kenapa ya hidup Mel gak tenang terus? Mel gak tahu. Mel gak betah bekerja di klinik. Terus pacar…ah gak tahulah. Mel udah beberapa kali pacaran, gak ada yang cocok.”

Hasan

(Hasan tersenyum melihat kedua temannya. Masalah itu memang selalu ada untuk setiap orang, pikirnya)
“Gua jadi inget kata-kata guru kita waktu sekolah dulu. Pak Zaenal, guru agama. Kalian masih inget gak? Dia bilang gini di kelas, ‘Anak-anak, setiap manusia itu akan diuji. Banyak sekali ujiannya. Dan dari sekian banyak ujian itu ada tiga hal yang sering diujikan kepada manusia yaitu ujian harta, tahta dan wanita/pria (pasangan).’”

Melanie

“Kenapa lo tiba-tiba ingat kata-kata Pak Guru?”

Hasan

“Apa kalian gak nyadar? Kita bertiga ini lagi diuji hal itu cuma beda-beda dari tiap kita. Gue diuji tahta atau jabatan yang sedang gue pegang. Lo, Mel diuji dengan pasangan dan Tommy dengan ujian harta.Lo tahu? Gua ngejabat jadi PM itu gampang-gampang susah. Wah ujiannya gede. Apalagi banyak orang yang sirik. Banyak yang cari muka lah, banyak yang saling sikut, yang ngejelek-jelekin gue, mitnah gue. Banyak banget. Oh, kalau gak kuat-kuat iman, gue udah hengkang sedari awal. Tapi gue mikir, gue punya keluarga. Apalagi istri gue sekarang lagi hamil dua bulan. Masa iya gue keluar lerka terus nganggur? Aduh, ujian yang gue hadapi ini, kalau kata gue sendiri, gak mudah. Ditambah kalau gue kudu ngejar target. Banyak banget lah.”

Tommy

“Oh gitu? Hmm…iya juga ya. Gua juga baru nyadar. Kalau lo Mel?”

Melanie

(Melanie tertawa) “Hehehe.. iya juga ya? Mel juga baru ngeh. Kalau lo diuji jabatan, Mel diuji pasangan. Mel dari dulu pacaran entah udah berapa kali. Gak cocok lah, gak setia, gak sepaham lah. Bahkan Mel, tahu gak? Pernah pacaran sama yang gak seiman. Aduh tobat, Ya Allah. Ampuni Mel.

Hidup itu penuh kejutan ya. Ada orang yang punya banyak uang, tapi gak tenang karena masalah lain, misal masalah pasangan. Cowok-cowok yang ngedeketin Mel, ada yang cuma pengen ngenal doang, maen-maen aja. Padahal Mel udah pengen cepet nikah. Mel udah ngebet nih. Temen-temen Mel udah pada nikah.”

Tommy

“Kalau gue lagi diuji harta. Gue ngerasa gak punya apa-apa. Rencana gue berantakan. Kadang gue berpikir, kenapa ikhitiar gue ini itu gak pernah berhasil. Tapi, Alhamdulillah. Cewek gue selalu ngedukung, selalu kasih semangat.”

Melanie

“Nah itu, lihat! Bahkan dalam kesusahan masih ada kemudahan. Ke diri Mel, gak ada yang perhatian kayak gitu, Tom. Gak ada yang ngedukung. Papa dan Mama sibuk kerja. Lo beruntung, pacar lo itu ngedukung banget.”

Tommy

“Ya iya. Makanya gue udah pengen dapat kerja lagi supaya bisa cepet nikahin dia.”

Hasan

“Apa yang kita lakukan sekarang menentukan apa yang terjadi nanti. Sepuluh persen hal yang terjadi adalah dari keputusan yang kita buat. Dan sembilan puluh persen sisanya akibat dari keputusan itu. Kita bertiga diuji dengan hal yang berbeda. Tapi solusinya sama yaitu kita harus percaya kepada Allah. Jadi kita harus bersyukur. Gue bicara gini bukan berarti sok pinter ya. Tapi kita diajarkan untuk saling mengingatkan, bukan? Gua juga gak maksud ngajarin. Ilmu gue masih jauh, jauh dari seorang guru seperti Pak Zaenal.Bicara tentang hidup yang penuh kejutan, ya seperti sekarang ini. Kita bertiga gak tahu kita bisa berkumpul di sini. Gue gak tahu kalau gue bisa ketemu Mel di kasir saat gue mesen makan. Gua juga gak tahu Tommy bisa datang dan ikut bergabung. Semua ini gak kebetulan. Semua ini adalah takdir. Kita semua harus yakin bahwa setiap orang yang beriman pasti akan diuji oleh Allah. Setiap ujian itu untuk naik kelas dan siapa yang lulus dari ujian itu maka ia pantas mendapatkan kelas kehidupan yang lebih baik daripada sebelumnya.

Jangan putus asa, Tommy. Jangan putus asa, Mel. Gue juga gak akan putus asa. Mudah-mudahan, proyek gue ke depan bisa lancar. Dan gue bisa ngebahagiain keluarga. Gak hanya istri tapi untuk adik-adik dan ayah ibu gue.”

Tommy

“Mudah-mudahan gue juga bisa berhasil. Gue akan terus berikhtiar. Kadang, gue udah kayak orang gila, pusing bukan kepalang karena kemiskinan ini. Otak gue serasa mau meledak dan pecah tapi pada akhirnya gue selalu kembali kepada Allah. Alhamdulillah sekarang gue udah tenang, San. Makasih, brother.”

Melanie

“Yupz, sekarang Mel bisa semangat lagi. Sekarang Mel gak peduli lagi sama cowok yang gak bener, yang gak serius. Dulu Mel selalu nuntut ini-itu. Sekarang Mel mau cari cowok yang akhlaknya baik, yang mau serius, yang mau datang ke Mel, yang mau ngajakin Mel nikah. Insya Allah, kalau Mel udah nikah, Mel bisa tenang. Mel bisa dapat rizki yang barokah, yang halal.”

Hasan

“Nah gitu dong! Semangat, kawan-kawan! Kalau kita bersyukur dan yakin kepada Allah, Insya Allah ada jalan.”(Handphone Hasan berdering. Ia mengangkatnya.)

“Iya, halo Pak. Oh iya. Semua sudah selesai. Besok akan saya bicarakan di rapat. Sekarang saya lagi makan sama temen-temen. Ya, ya. Alhamdulillah kita menang tendernya, Pak. Iya, baik Pak, baik Pak. Sekarang saya mau ke kantor lagi, saya mau nyiapin bahan buat meeting besok. Ah iya, makasih Pak.”

(Hasan menutup teleponnya)

“Sorry kepotong, temen-temen. Barusan telepon dari kantor.”

(Hasan melihat jam tangannya)

“Gue harus cabut duluan.”

Melanie

“Iya Mel juga. Bentar lagi udah masuk jam dinas sore. Jadi perawat harus sigap.”

(Mel membereskan tasnya)

“Lo mau ke mana, Tom?”

Tommy

“Gua mau di sini dulu. Silakan pergi duluan.”

Hasan

“Yaudah, sampai jumpa lagi ya.”

Hasan dan Melanie pergi dari rumah makan itu sedangkan Tommy masih duduk di kursi. Tommy menghabiskan minumannya. Ia merenung. Ternyata bukan hanya Tommy yang diuji. Hasan dan Melanie juga sedang diuji. Setiap manusia di Bumi ini juga diuji. Beberapa menit kemudian Tommy berdiri dan pergi meninggalkan rumah makan itu. Hatinya kini lebih tenang.

Ketiadaan harta bisa mendorong seseorang untuk kufur nikmat. Tapi jika ada iman dan yakin kepada Allah maka semuanya akan mudah dan terarah. Hidup ini hanya sekali maka jangan biarkan menjadi tidak berarti. Kemiskinan hanya bisa diselesaikan dengan kerja keras agar bisa menjadi orang kaya. Mukmin yang kuat adalah mukmin yang lebih baik daripada mukmin lainnya. Mukmin yang baik harus kuat iman, islam, ihsan dan kuat harta agar bisa beribadah dengan lebih sempurna. Semoga semua orang di dunia ini bisa beriman kepada Allah. Baik ia orang kaya atau orang miskin, ia harus tetap beriman dan beribadah kepada Allah. Orang yang miskin harus tetap bekerja dan tidak terus bersedih. Orang yang kaya harus selalu bersyukur dan tidak lupa diri.

###

Keterangan :

Kalimat-kalimat yang digunakan pada di dialog di atas adalah kalimat langsung. Kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran orang lain. Kalimat hasil kutipan pembicaraan seseorang persis seperti apa yang dikatakannya. Bagian ujaran/ucapan diberi tanda petik (“…” ) dapat berupa kalimat perintah, berita, atau kalimat tanya.

Ciri ciri Kalimat Langsung:

  1. Bertanda kutip dalam bahasa tertulis.
  1. Intonasi: bagian kutipan bernada lebih tinggi dari bagian lainnya.
  2. Berkemungkinan susunan:
    • pengiring/kutipan
    • kutipan/pengiring
    • kutipan/pengiring/kutipan
  3. Huruf pertama pada petikan langsung ditulis dengan menggunakan huruf kapital.
  4. Bagian kutipan ada yang berupa kalimat tanya, kalimat berita, atau kalimat perintah.
  5. Bagian pengiring dan bagian petikan langsung dipisah dengan tanda baca koma (,).
  6. Jika di dalam petikan langsung menggunakan kata sapaan, maka sebelum kata sapaan diberi tanda baca koma (,) dan huruf pertama kata sapaan menggunakan huruf kapital.
  7. Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, wajib menggunakan tanda baca titik dua (:) di depan kalimat langsung.

Contoh Kalimat Langsung

  1. Robi berkata, “Panas sekali cuaca hari ini.”
  2. “Tolong ambilkan obat!” kata Ibu kepada Rani.
  3. “Kamu harus isitirahat yang cukup dan jangan dulu keluar rumah selama beberapa hari,” kata dokter kepadaku.
  4. Bu Guru bertanya, “Di antara kalian, siapa yang bercita-cita ingin menjadi astronot?”
  5. Desmon berkata, ”Ani nanti pulangnya saya antar!”
  6. ” Kapan bukuku kamu kembalikan?“ tanya Samid.
  7. ” Belikan saya mobil baru!“ pinta Tria.
  8. ” Saya akan datang nanti malam,“ kata Hamid.
  9. Dani berkata, ” Coba kamu bantu saya menyelesaikan tugas ini!”
  10. Paman berkata, ” Pulanglah kalian secepatnya karena sebentar lagi hujan turun.”
  11. Ketua kelas berkata, ” Terima kasih atas sambutan kalian kepada kami pada acara kunjungan kami.”
  12. Kata Webby, ” Saya nanti sore akan ke rumahmu.”

SUMBER

###

View My Daily Post

2020 – Ishfah Seven (Kompilasi Pos)

Tahun 2020 telah terlewati dengan segala perjuangannya. Pandemi Corona menjadi trending topic selama satu tahun terakhir, bahkan hingga sekarang. Tapi cerita di tahun kemarin bukan melulu soal pandemi. Ada banyak hal yang terjadi dan sudah terekam dalam tulisan di blog ini.

Berbeda dengan 2018 – Ishfah Seven Review dan 2019 Ishfah Seven Review, pada kesempatan ini aku akan menampilkan daftar kompilasi dari pos-pos yang telah terbit. Kamu bisa klik judul pos tersebut untuk melihat isinya.

JANUARI 2020

  1. Awal Tahun 2020 // “Lapar, haus, kebelet pipis, dorongan untuk buang hajat, baterai HP yang melemah dan hati yang tak tenang, menjadikan awal tahun 2020 suram dan menyedihkan. Di saat seperti ini, kita sebagai manusia sadar bahwa sesungguhnya diri ini lemah dan tak punya kuasa. Kita juga tak memiliki kendali akan cuaca semisal hujan.”
  2. Finding Typo // “Beberapa saltik dapat dengan mudah dikenali, seperti misalnya mengetik ‘hujan’ menjadi ‘hjuan’. Tetapi dalam beberapa kasus, saltik dapat mengubah arti kata atau bahkan arti dari kalimat, sebuah kasus yang sering dijumpai dalam bahasa Indonesia. Contohnya, kata ‘ketika’ yang ditulis menjadi ‘ketiak’ mengandung arti yang sangat jauh berbeda. Kesalahan tik seperti ini tidak akan dapat dideteksi oleh aplikasi pengecek ejaan (spelling checker).”
  3. Jika Semua Solusi Tak Bekerja // “Kenapa kita bertengkar? Aku tak tahu. Aku bicara, kau teriak, aku teriak, kau berlalu. Semua hal diungkit dan disebut. Tak ada titik temu, semuanya carut-marut.”
  4. Melepas Tali Kekang // “Merasa diri terkekang atau dikendalikan oleh orang lain berawal dari perizinan yang kamu berikan kepada mereka.”
  5. Social Skill X Social Tool // “Dalam kehidupan bermasyarakat, kemampuan bersosialisasi itu sangat diperlukan. Orang Indonesia terkenal karena keramahtamahannya. Kita disebut ramah karena mudah dalam bersosialisasi, baik kepada orang yang dikenal ataupun orang asing. Ramah, sopan, akrab, santun, humoris, saling menghormati, memuji, memberikan dukungan moral, meminta maaf, bersimpati, berempati, memberikan nasihat, atau menunjukkan arah suatu jalan, merupakan kemampuan bersosialisasi yang kita pelajari sejak kecil.”
  6. Mustahil (DANCE MONKEY cover) // “Kiwari keur viral laguna Tones and I nu judulna Dance Monkey. Loba pisan nu cover lagu eta. Aya nu nyaruaan pisan laguna, lirikna jeung gayana. Aya nu mawakeun lagu eta kana basa Indonesia. Tapi asa can aya anu cover kana basa Sunda.”
  7. Perang Batin // “Satu sisi harus merelakan. Satu sisi tak mau kehilangan.”
  8. Istri Penyabar // “Kalau bukan karena ia seorang istri yang penyabar, maka aku sudah ditinggalkannya. Maiza adalah istri yang baik. Ia bahkan tidak pernah meminta apapun dariku. Uang yang kuberikan dari gaji, ia terima. Besar dan kecil ia syukuri.”
  9. Bertemu Nona Elipsis // “Apakah isi cerita dan penulisannya sudah baik dan rapi? Dengan sadar kukatakan, ‘Belum.'”
  10. Bahasa Inggris // “Beruntungnya masih ada pelajaran bahasa Inggris dan Indonesia. Meskipun bukan jurusannya, kedua mata pelajaran ini masih diajarkan karena wajib. Masuk jurusan IPA tidak sesuram yang kukira. Masih ada manis-manisnya kalau kamu mau berpikir positif.”
  11. Abu Sufyan dan Heraclius // Dia bertanya lagi: “Apa yang diperintahkannya kepada kalian?”
  12. 7 Lagu Yang Sering Kudengar – Part 1 // “Sederhananya, seseorang yang mengidap Megalomania memiliki rasa narsisme yang tinggi.”
  13. Jenis-jenis Peminum Kopi // “Mereka yang minum kopi dengan sedotan —bukan pacar biduan. Mereka yang menjual kopi dengan harga lebih dari sepuluh ribu rupiah —pemuja setan. Anak yang disuruh ibunya membeli kopi, tapi pulang membawa terasi —waktu kecil pernah kena sawan.”
  14. Dusta 1 – Bagian dari Akhlak Tercela // “Untuk memperoleh akhlak yang baik atau bisa juga disebut Al-aklaqul Karimah, para ulama sufi memberikan tuntunan. Pertama melalui jalan yang disebut Takhalli. Kedua, Tahalli. Dan hasilnya nanti akan membuahkan Tajalli.”
  15. Ditinggal Menikah // “Aku mengira dialah cinta sejati, ternyata dia lebih memilih orang lain. Setelah itu, boleh dibilang ada rasa trauma dalam diri. Sebuah kondisi di mana kamu menyegel perasaanmu agar tidak terjun lagi ke samudra perasaan yang lebih dalam.”
  16. Paper Plane // “May this feeling turn into prayer. Got identified by Angel the Sky Keeper.Knock on one Heaven’s door and other. Report it to God who is a Realm Watcher.”
  17. Milimeter Block // “Di masa ‘pensiun’ itu, Bapak masih saja aktif bolak-balik ke empang atau kolam ikan. Kami, orang Sunda menyebutnya balong. Balong milik Bapak terletak tidak jauh dari rumah. Perjalanan 7 menit jalan kaki.”

FEBRUARI 2020

  1. Hipertensi Penyebab Stroke? // “Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.”
  2. Sauh Sinuhun // “Fenomena kerajaan abal-abal atau palsu belakangan ini sedang hangat diperbincangkan. Sebut saja Sunda Empire, Keraton Agung Sejagat atau King of the King. Atau kamu tahu nama kerajaan lainnya?”
  3. 7 Sebab Orang Meninggalkan Akhlak Baik // “Hal paling mendasar yang menjadi sebab tersebut adalah karena ada rasa malas saat berakhlak baik. Tetapi selain itu, setidaknya ada 7 sebab lain kenapa orang meninggalkan akhlak baik,”
  4. Capung // “Dalam benakku, aku akan memiliki kekuatan capung yang bisa terbang persis seperti kejadian Peter Parker yang tangannya digigit oleh laba-laba lalu ia pun memiliki kekuatan laba-laba. Ia bisa nemplok manja di dinding atau berayun di seantero kota.”
  5. Palestina // “Detik berganti menit berubah. Detak jam di tangan tak terdengar sudah. Suara desing peluru dan dentum bom seolah kalah. Mungkin indera kami yang telah rusak parah.”
  6. Dusta 2 – Bahaya dan Akibat Dusta // “Salah satu bentuk menjaga lisan adalah dengan tidak berdusta atau berbohong (mengatakan hal yang tidak sebenarnya). Kita dituntut untuk selalu berbicara yang baik, jujur dan benar. Jika tidak bisa berkata jujur maka diam.”
  7. Zona Nyaman // “Kedua, bloger yang mau menerima kritik dan saran tetapi ibarat masuk telinga kanan lalu keluar telinga kiri. Ya, dianggap angin lalu saja. Hanya berkata iya dan iya di depan, padahal di belakang tidak seperti itu.”
  8. Cinta Tak Pernah Lupa // “Boleh dibilang manusia adalah makhluk penyuka cerita. Cerita sebelum tidur untuk anak-anak, cerita mistis yang disiarkan di radio untuk remaja dan dewasa serta cerita fiksi untuk yang suka imajinasi merupakan contoh bahwa cerita memang disukai.”
  9. Kelu // “Aku abaikan saja. Mungkin ini halusinasi semata. Kutanya keluarga, tak ada yang melihatnya. Kukatakan pada teman, mereka menganggapku gila.”

MARET 2020

  1. Sabrina // “Surat panggilan itu berasal dari sebuah perusahaan atas surat lamaran yang kukirimkan beberapa hari sebelumnya. Aku bisa keluar dari kantorku yang sekarang dan membuat lingkaran yang baru. Sesuatu yang aku inginkan sejak lama. Tetapi, Kawan, tidak semua hal selalu berjalan sesuai dengan keinginanmu.”
  2. Sang Penggombal // “Seseorang muncul, duduk, meneguk kopi. Dihisapnya rokok bersama nikotin penyebab mati. Adalah Kang Bujang, penggombal ulung nan kawakan. Tersohor di seantero dusun, terkenal mesti telah uzur.”
  3. 7 Cara Melepas Candu Gawai // “Dari kemarin sampai sekarang, kau tak lepas dari HP, bro.” Dia mengintip penasaran, “Yaelah, kukira apa. Maen cacing alaska ternyata. Dah matiin aja sih.”
  4. Pengikat Kata // “Ide muncul secepat kereta Parahyangan. Kadang-kadang berlari seperti unta. Ada pula berjalan lambat ibarat gastropoda. Bahkan pernah tertahan, terasing lalu terlunta-lunta.”
  5. Karena Corona // “Karena corona semua negara waspada. Tak bisa masuk, tak boleh keluar. Semua orang diperiksa. Taruhan nyawa katanya.”
  6. Work from Home // “Sama seperti anak-anak sekolah yang membawa PR untuk dikerjakan, aku pun demikian. Pekerjaan kantor dikerjakan dari rumah atau istilahnya work from home.”

APRIL 2020

  1. Meneladani Perasaan Nabi // “Cara mengenal beliau adalah dengan mempelajari sunnahnya. Pertama adalah surrah artinya penampilan Nabi. Banyak yang membahas tentang penampilan Nabi seperti jenggot, sorban, jubah atau sandalnya “
  2. Rumus +3945 // “Jika seluruh hal sudah dipikirkan secara matang maka keputusan tegasmu itu akan menepis kegalauan di dalam hati. Semakin sering kamu mengalami kondisi sulit untuk memutuskan sebuah pilihan maka kamu akan lebih hati-hati di masa depan.”
  3. Kucolok Engkau dengan Tusukan Cilok // Tetanggaku, Kang Ujang, terpaksa menjual gelang emas milik istri tersayang. “Untuk menyambung hidup,” dia bilang.
  4. Cinta Beda Keyakinan // “Beginilah cinta bertepuk sebelah tangan. Sekeras apa pun berjuang, hatinya tetap bergeming. Sebesar apa pun berkorban, tak dianggap penting.”
  5. Pembohong yang Payah // “Kau tahu, aku pun lelah. Dengan semua omong kosong sampah. Aku tak ingin bersumpah serapah. Tapi kau memang banyak tingkah.”
  6. Apa Nama Blogmu? // “Aku berharap apapun kondisimu itu setelah berbuka puasa akan semakin segar dan semangat untuk menjalankan ibadah puasa lainnya seperti tadarus dan tarawih.”
  7. Mencari Ilmu // “Beberapa judul kajiannya seperti khauf, raja’, shamtu, muraqabah, iradah, yaqin, dan ridha. Satu per satu dijelaskan tentang pengertian, contoh dan dalil dari Alquran dan Hadits. Bahasanya yang lugas dan pilihan kata yang mudah dipahami serta selingan canda membuat yang mendengarnya tidak akan bosan.”
  8. Quote of the Day // “Sekarang acara-acara bukber (buka puasa bareng) di luar rumah kemungkinan tidak akan ada. Lagipula kalaupun ada banyak orang yang lupa diri. Mereka mengutamakan acara berbuka puasa dalam rangka silaturahim dengan saudara, teman, kolega atau tetangga. Tapi tempat makan biasanya sudah penuh menjelang waktu berbuka.”
  9. Tkabe Aatk // “Malam ini, aku teringat sesuatu. Pada suatu sore, Dian -salah satu Pengikat Kata- mengajak bermain tebak kata. Huruf-huruf dalam kata diacak. Tantangannya adalah menebak kata apa yang benar.”

MEI 2020

  1. Umar bun Khattab // ““Ibu ini sedang masak apa? Dari tadi saya perhatikan, sudah lama ibu memasak tetapi masih belum matang juga.””
  2. Cerita Si Tukang Kayu dan Kaitannya dengan Jodoh // “Ia pun berjalan lagi. Tidak lama setelah itu, tampak sebuah kayu lain. “ini juga oke nih. Lebih baik daripada yang sebelumnya.” Ia membuang kayu pertama dan mengambil kayu kedua.”
  3. Kenapa Aku Masih Menulis Blog? // “Jalan untuk meraih impian tidak selalu lurus dan mulus. Bahkan jalannya bisa berbeda antara satu orang dengan yang lain. Ada juga impian yang sedari dulu diinginkan tiba-tiba berubah haluan seiring pengaruh zaman dan bertambhanya pengetahuan.”
  4. Peter Pan // “Saat kamu bertambah dewasa, masalah yang datang akan semakin rumit. Pepatah, semakin tinggi pohon maka semakin kencang anginnya, sepertinya memang cocok untuk orang dewasa.”
  5. Du Bist Mein Liebster // “Beberapa hari yang lalu, ia memberiku sebuah award. Bukan award untuk para aktor atas kiprahnya di dunia perfilman. Atau award untuk para musisi sebab kontribusinya di bidang musik. Award ini bernama Liebster. Berasal dari bahasa Jerman dengan arti yang tersayang. Uh, so sweet.
  6. Indonesia Terserah // “Selanjutnya tentang pelanggaran PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Ada ribuan orang yang memadati SGC (Sentra Grosir Cikarang) yang datang untuk berbelanja pakaian lebaran. Di salah satu pasar di Bogor pun terjadi hal yang serupa.”
  7. Idul Fitri 1441 // “Selamat lebaran untuk semua bloger muslim di mana pun kalian berada. Mohon maaf dariku kepada teman-teman bloger. Mudah-mudahan kita bisa menjalin tali silaturahim yang lebih erat dan baik.”
  8. Uang, Bahagia dan Pintar // “Kalau disederhanakan maka alasan tidak bahagianya itu karena bosan dan jauh dari keluarga. Andai tak ada WFH (work from home) karena Corona, aku pasti tetap melakukan rutinitas Dua Hari itu.”

JUNI 2020

  1. George Floyd dan Bilal bin Rabah // “Hari berikutnya, Walikota Minneapolis, Jacob Frey mengatakan bahwa keempat polisi itu telah dipecat. Dan mereka akan tetap diadili sesuai hukum yang berlaku.”
  2. Lilitan Utang // “Singkat cerita waktu yang dijanjikan untuk membayar utang tiba. Dia bilang belum.bisa bayar. Aku beri kelonggaran. Tetapi di bulan kedua dan ketiga alasan yang aama ia sampaikan. Ia berkelit dan ingin lari dari tanggung-jawabnya.”
  3. 7 Hewan dalam Peribahasa Indonesia // “Ada pula bloger yang terkesima dengan statistik dari blog lain. “Blog si A pengunjungnya banyak ya.” Padahal dia lupa dengan peribahasa ada gula, ada semut. Sebuah pos akan banyak dikunjungi oleh pembaca dengan sendirinya jika tulisannya itu menarik. Ada manfaat yang bisa mereka ambil ketika sedang membaca.”
  4. Saya Pamit // “Aku tetap tak bisa berkelit. Rasa ini fakta, hati ini menjerit-jerit.”
  5. Ukiran Asa // Tetehku berkata di telepon tempo hari, “Mumpung lagi di Bandung sekalian atuh nyari kerja di sana.”
  6. Budi jeung Bodhi // “Budi Dalton oge jelema nu aktif tur kreatif pisan. Di dunya musik, film, akademisi jeung otomotif. Salah sahiji acarana nu masih rutin digelar nyaeta Budi Ngobat atawa Budi Ngomongkeun Batur. Ieu acara talkshow nu ngabahas saputar budaya Sunda jeung obrolan kiwari. Narasumberna ge asli urang-urang Sunda. Disiarkeun di akun Youtube Budi Dalton.”
  7. Talking is Better than Texting // “Hey, don’t get mad at me, ‘cause I’m more popular than you at your school.” He gets out of the car all mad.
  8. 7 Cerita Hantu di Gunung // “Nih, buka-buka aja toplesnya. Lebaran ini sepi, cuy. Kalau tahun kemarin isi toples makanan sudah raib sejak hari ketiga. Sekarang dua minggu saja masih ada. Ayo, ayo. Mari makan.”
  9. Stasiun 01 – Taubat // “Taubat juga berarti meninggalkan perbuatan yang tercela kepada yang terpuji menurut syariat Islam. Bukan terpuji menurut lingkungan, atasan atau hal lain.”
  10. Explaining Technology to Parents // All this is fine but the photo that he sent me of is my mother who is holding an iPad, which is the actual photo. But they wanted to send. Mom and dad looking at photos on the iPad. “Uh! Hilarious! We should send this to Kanan. Alright go stand over there.”
  11. Egois // “Orang-orang ingin mendapatkan apa yang mereka inginkan. “
  12. Ksatria Biji Hitam // “Salah satu di antara mereka mendekat lalu menanyaiku macam-macam. Usut punya usut ternyata ada anak yang bertanya kepada bapaknya. Ish, ish, ish. Bukan itu. Ternyata ada anak yang suka dan cinta kepada Perempuan Cerdas Cermat. Dia terlihat sangat tidak suka dengan keberadaanku di sana. Ia takut Perempuan Cerdas Cermat lebih memilihku daripada dirinya.”
  13. Sengaja Tak Sengaja // “Dilihatlah buku catatan amalnya. Adakah ia membunuh orang? Tidak. Pernahkah ia menyakiti hati orang? Tidak.”
  14. Being a Dad // “Being a dad it’s not always easy. I learn that patience indeed has no limit. When I feel annoying because she crying out loud next to me while I am working. Or when she want something such as foods or toys and she doesn’t know how to stop asking.”
  15. Pancasila // “Tak usah berteriak, “Saya Pancasila.” Jika berlaku sebaliknya. Tak perlu berkoar-koar membela negara jika berbuat sebaliknya. Dasar negara kami sudah sempurna. Tak butuh diubah seenaknya”

JULI 2020

  1. A Love So Beautiful // “To be honest, I never watch Chinese drama. I watched a lot of Japanese drama when i’m in college. Then Korean drama for couple years after. But, my curiousity took me over. So, I watched first episode from A Love So Beautiful. Ah, it’s really bring back my memory. Why? This drama is about high school story. Friendship, love, struggle and so on. See, I miss my high school time.”
  2. Cibogo // “Petani pergi setiap pagi ke ladang dan sawah. Para pemotong kayu berbaris rapi dan gagah. Penggembala mencari rumput ke segala arah.”
  3. 7 Alasan Kenapa Sejarah Penting Dipelajari // Apa yang terjadi di masa lalu kita sebut sebagai sejarah. Dan sejarah pasti berulang. Pepatah yang berbunyi, “There is nothing new under  the sun,” memang benar. Bahwa tidak ada hal baru di bawah matahari yang berarti semua kejadian yang ada di dunia ini sudah pernah terjadi sebelumnya. Pertanyaan sebenarnya adalah apakah manusia di suatu zaman bisa mengambil pelajaran dari apa yang terjadi di zaman sebelumnya? Itulah kenapa sejarah itu penting untuk dipelajari.
  4. Hilang // “Sudah kemaraukauh air dari matamu?”
  5. Senja // “Oh Senja, Sudah mekar bak kembang kamboja. Dulu ditimang-timang sekarang dipuja-puja.”
  6. Dinda // Kaukah itu, yang sekarang menyapaku lagi dalam mimpi? Sedang bahagiakah? Sedang pilukah? Rasa penasaran ini sungguh mengganggu.
  7. Stasiun 02 – Mujahadah // “Fi kulli harokah, barokah. Artinya dalam setiap pergerakan ada keberkahan. Misal jika berdzikir dengan menggerakkan tangan atau memakai tasbih (perbuatan dzohir) maka akan datang keberkahan ke dalam batinnya.”
  8. Ragu // “Siapa yang bertanya maka dia telah berpikir. Memikirkan mana yang benar dan salah. Merenungi suatu hal, mengkaji sebuah ilmu, mencari kebenaran.”
  9. Menjadi Calon Menantu Idaman // “Pernikahan bukan hanya tentang menyatunya lelaki dan perempuan tetapi keluarga juga. Sebelum atau sesudah menikah menjalin hubungan baik antara kedua keluarga besar perlu dijalin.”
  10. Belajar Ikhlas // “Dan pada malam keempat dia tidak keluar rumah. Malam itu dia bermimpi. Dalam mimpinya ia bertemu seseorang yang merupakan malaikat yang diutus oleh Allah untuk memberitahu pria itu tentang status sedekahnya”
  11. An Embarrassment and Faith // “You also must have faith. Faith in Allah, His Apostles, His Angels, His Books, Judgment Day and His Qodho and Qodar.”
  12. Bisikan // “Tetiba aku terbangun sendiri. Sudah pukul dua dini hari. Di luar hujan sedang mengguyur Bumi.”
  13. Umur Ideal Laki-laki untuk Menikah // “Memang kedewasaan tidak ditentukan oleh umur. Karena ada orang yang berumur 22 tahun dan sudah mapan. Ada orang yang 44 tahun tetapi masih pemarah, emosional atau ngambekan.”
  14. Hagia Sophia // “Bangunan ini menjadi masjid mulai 29 Mei 1453 sampai 1931 pada masa kekuasaan Kesultanan Utsmani. Kemudian bangunan ini disekulerkan dan dibuka sebagai museum pada 1 Februari 1935 oleh Republik Turki.”
  15. Malas // “Untuk mengatasi rasa malas memang tidak mudah. Tergantung seberapa siap seseorang untuk mengendalikan rasa malas tersebut. Apalagi jika rasa malas itu telah menjadi sebuah kebiasaan.”
  16. Stasiun 03 – Uzlah // “Tujuan dari uzlah bukan sekedar meninggalkan kampung halaman tetapi mengubah sifat-sifat buruk yang ada di dalam diri menjadi lebih baik. Uzlah merupakan sebuah proses pendekatan diri kepada Allah”
  17. Tak Ada Gading yang Tak Retak // “Memasuki dunia pekerjaan pun tak jauh berbeda. Aku selalu menemukan orang yang bermuka dua, penjilat level dewa dan memiliki energi untuk membual tiada henti. Di tempat lain, ada pula orang-orang yang tidak bisa memegang janji dan komitmennya.”
  18. Apakah Thermogun Benar Berbahaya untuk Tubuh Manusia? // “Selain ini, aku mendapatkan informasi lebih lengkap dari kanal Youtube Helmy Yahya. Pada video itu, Helmy Yahya berbincang-bincang dengan Dr. Ghufron Zaid Msc, Direktur Standar Nasional Satuan Ukur Termoelektrik dan Kimia. Beliau menjelaskan secara rinci tentang thermogun ini.”

AGUSTUS 2020

  1. Phone for Teenager is a Luxury // ““They broke into my locker at school. They took my iPhone and my friend’s iPhone. If we go to school right now, we can fill our report. We know exactly who did it. Can we go to the school right now?””
  2. Tujuh Puluh Lima // “Dulu kita merdeka dari penjajah. Kini mereka telah enyah. Memaksa kita untuk berbenah. Membereskan timbunan masalah.”
  3. Quote of the Day – Part 2 // “Kadang-kadang orang hanya mengatakan apa yang ingin kamu dengar bukan mengatakan apa yang seharusnya kamu dengar.”
  4. Kenapa Cintaku Biasa Saja? // “Anjuran untuk orang yang suka nge-flat ini adalah ia harus memperbaiki diri untuk tidak mudah merasa hambar atau bosan. Ia harus melatih dirinya dengan bersyukur.”
  5. NGAWANGKONG : Nembak dan Ditolak // “Malam itu kami telah membuat janji untuk membahas sesuatu dalam rangka kolaborasi antar sesama bloger. Topik yang dipilih adalah seputar hubungan lelaki dan perempuan. Dengan saling bertukar pikiran, kami bisa mengetahui sudut pandang masing-masing.”

SEPTEMBER 2020

  1. Choose a Chair // “Jika kamu berusaha untuk duduk di atas dua buah kursi maka kamu akan jatuh di antara keduanya. Untuk hidup kamu harus memilih satu kursi saja.”
  2. Kata Hati // “Kejernihan hati tercermin dari tingkah laku sehari-hari. Oleh karena itu, bersihkanlah hatimu selalu dari segala macam kotoran hati seperti iri dengki, sombong dan malas. Pada saat kamu bingung apa yang harus dilakukan, dengarkan dan ikutilah apa kata hatimu.”
  3. Romantis // Dan karena nama itu pula, Satria pernah dua kali dikejsr massa lalu dihajar. Karena apa? Ada orang yang mengenali Satria saat berbelanja di pasar. Orang itu berteriak, “Bangsaaaaaat! Ngapain lo di sini?”
  4. Drizzle // “One day, Tya and I met at the one of popular coffee shop downtown. She ordered Vanila Latte. Her favorite. I picked Tiwus as always.”
  5. Rezeki Seekor Cicak // “Nyamuk tak punya pikiran. Mereka mengikuti insting hewaninya. Tapi siapakah yang mengatur semua skenario itu?”
  6. Social Media Ethics // “So, what is needed in social media is ethics or manners how to interact well between other netizens. Social media gives you the freedom to write whatever you want, but as humans who have reason and mind, we also have to understand that when writing there is ethics. The simplest thing that can be done is to use a good diction (word choice).”

OKTOBER 2020

  1. Bolak-balik Hati // “Grafik iman bisa turun, bisa naik. Beribadah tak pernah lupa. Ketika hujan atau tatkala terik. Ikhlas ia melakukannya.”
  2. Stasiun 04 – Taqwa // “Awal ketaqwaan itu bermula dari menjaga diri dari kemusyrikan. Kemudian menjaga diri dari berbuat maksiat dan perbuatan jahat. Setelah itu menjaga dari hal yang samar-samar (syubhat). Dan terakhir meninggalkan perkara-perkara yang tidak penting.”
  3. Mad Dog // “Terlahir sebagai pemberani. Tak kenal rasa takut.”
  4. Shallow // “Sementara itu Jackson masih tidak bisa lepas dari ketergantungannya terhadap minuman keras serta pendengarannya yang semakin hari semakin buruk. Hal ini pula yang memicu riak-riak masalah di antara mereka.”
  5. Jealous Yet Graceful // “First, it must be realized that jealousy is an extreme feeling, and very few people are able to manage it properly. Secondly, accept that jealousy is an extreme feeling but it’s beautiful.”

NOVEMBER 2020

  1. Quote of the Day – Part 3 // “Kenapa kita jatuh? Agar kita bisa belajar untuk bangun kembali.”
  2. Berhati-hati dengan Kejelekan Hati // “Kalau sudah merasa jengkel dan sakit hati maka hilanglah kebahagiaan. Rumah yang kita bangun menjadi tidak tenang untuk ditinggali lagi. Kasur yang empuk tidak terasa nyaman. Hidangan yang lezat menjadi tidak enak ditelan.”
  3. Tidur dan Mati // “Mari kita sama-sama renungkan, sudah berapa kalikah kita diberi kesempatan oleh Allah untuk memperbaiki diri? Setelah berulang-kali melakukan dosa, kita masih diberi berulang-kali kesempatan untuk menebusnya dengan amal kebaikan.”
  4. Baca Terbalik – Acab Kilabret // “Selain huruf yang terbalik dengan sebenar-sebenarnya terbalik itu, ada juga huruf pada kata yang sengaja dibaca terbalik urutannya. Hal ini biasa digunakan sesorang sebagai kata kode atau hanya sekedar untuk terlihat keren di mata teman-temannya. Apapun alasannya, hal tersebut cukup unik. Penggunaannya juga biasanya hanya terbatas pada lingkungan kecil semisal tongkrongan.”
  5. Quote of the Day – Part 4 // “Jika aku disuruh menebang pohon selama tiga jam maka sebelum melakukannya aku akan mengasah kapakku selama enam jam.”
  6. Live Free // “The cost to living free is not free”
  7. Apakah Niat Itu? // Dan semakna dengannya perkataan Syaikh Sholih bin ‘Abdil ‘Aziz Alu Asy-Syaikh dalam syarh beliau terhadap hadits ini : “Sesungguhnya setiap amalan syah atau rusaknya, diterima atau ditolaknya- hanyalah dengan sebab niatnya”.
  8. Saat Terakhir // “Anaknya hanya bisa disekolahkan hingga SMP. Lulus dari sekolah ia bekerja serabutan. Semampunya. Dan karena desakan ekonomi dan kebutuhan untuk mengisi perut, ia terlibat dalam hal-hal buruk seperti pencurian. Hingga pernah dipenjara selama berbulan-bulan.”
  9. Mau Jadi Apa? // “Kecewa dengan perlakuan itu, Soleh undur diri lalu membuat tim redaksi sendiri. Sebuah majalah kampus versi baru sebagai tandingan Fakjat. Bersama gengnya ia bangun majalah bernama KARUNG GONI. Singkatan dari Kabar Ungkapan Gosip dan Opini.”

DESEMBER 2020

  1. Bakar atau Bekukan // “Evan bercerita tentang ayah angkatnya yang tewas dibunuh oleh Si Badut Tulang. Aku dapat merasakan kemarahan dari dirinya. Dia begitu bernafsu untuk membunuh Si Badut Tulang. Jika saja bukan karena para zombi yang menahan kami berdua, pasti dia sudah mengejarnya.”
  2. Stasiun 05 – Wara’ // Imam Ibrahmim bin Adham berkata, “Wara’ adalah meninggalkan semua yang syubhat (samar-samar).”
  3. Gitar dan Biola // “Tulisanku tentang Aji ini pun terinspirasi saat membaca novelnya berjudul Maryamah Karpov. Ada satu kondisi sama yang aku alami. Jika aku kesulitan belajar bermain gitar maka Andrea bercerita tentang biola.”
  4. Arti Kata Hirata // “Apa kataku dulu, sekolah di madrasah saja! Belajar mengaji, belajar akidah! Eropa itu, tak ada yang beres! Lihatlah dirimu itu! Sudah magrib, tak tampak lagi batang hidungmu, sementara semua orang mengaji, baru kulihat lagi kau kusut masai pagi-pagi begini. Menurutku, orang yang tidak mengaji adalah manusia krosboi!”
  5. Perbaikilah Shalatmu, Hidupmu Pasti Berubah // “Saya sudah shalat, tapi masalah saya belum selesai.”
  6. Kidung Wahyu Kolosebo // “Kata kunci terakhir yang aku cari di mesin pencari Google adalah Kidung Wahyu Kolosebo. Berawal ketika mendapatkan notifikasi dari Youtube channel Alip_Ba_Ta. Di video terbarunya, Alip melakukan kolaborasi dengan Bram A. Nugroho. Usai menikmati petikan gitar Alip dan suara merdu Bram, aku penasaran dengan lagu atau kidung apa yang sebenarnya tadi aku dengar. Dan pencarian pun dimulai.”
  7. 11 Tahun // “But, here I am. Masih di sini. Bersamamu, WordPress.”
  8. Wrong Number // “Nania told me that she is an architect. Her co-worker, Marco, who supposed to call had a similar phone number with me. Mine was 7. Marco was 8. Nania misstype the number.”
  9. Jangan Ruwet! // “Ada orang-orang yang merasa tidak bahagia. Kenapa? Karena dia senang sekali ruwet (riweuh/rempong/mumet/segala sesuatu dibuat sulit). Ada orang yang suka sekali ruwet ketika menyikapi sebuah urusan.”

 ###

View My Daily Post

11 Tahun

Jika WordPress adalah pasanganku, maka usia 11 tahun menjalin hubungan dengannya bisa dikatakan sebuah pencapaian. Setidaknya kategori setia masuk ke dalam check list.

Setiap tahun dilalui bukan tanpa tantangan. Tahun yang satu memiliki tantangan yang berbeda dengan tahun berikutnya. Konsistensi menulis, kualitas tulisan, interaksi sesama bloger dan bergabung dalam sebuah komunitas, menjadi isu utama di tahun ini. Ada naik dan turun dari masing-masing faktor tersebut.

But, here I am. Masih di sini. Bersamamu, WordPress.

Tahun depan harus ada sesuatu yang berbeda. Kenapa?

Sedikit lebih beda itu lebih baik daripada sedikit lebih baik.”

###

NOTE :

Pos : Sedikit Lebih Beda Itu Lebih Baik

View My Daily Post

Gitar dan Biola

Aku memiliki sepupu bernama Aji. Usianya dua tahun lebih tua dariku. Rumah kami berjauhan. Dia tinggal di kota yang berbeda. Tetapi Ikatan saudara itu semakin erat ketika dia masuk ke pondok pesantren (ponpes) yang sama denganku. Meskipun dia lebih tua tapi aku yang lebih dulu masuk ke ponpes selepas lulus SD.  Pengurus asrama menempatkan Aji agar sekamar denganku. “Biar saling menjaga”, ujarnya waktu itu.

Aji memilih masuk SMA yang sama dengan kakakku. Dan dua tahun kemudian aku menyusulnya masuk ke sekolah tersebut. Mungkin ini bisa disebut tradisi dari keluarga kakek kami. Anak dan cucunya banyak yang belajar di ponpes dan sekolah yang sama. Pada pos ini aku tak akan membahas tentang kehidupan nyantri di ponpes. Ini tentang Aji.

Kalau kamu sering melakukan sesuatu, biasanya orang di sekitar akan mengingatmu dengan hal itu. Seperti Aji yang mahir bermain gitar, maka hingga sekarang aku mengingatnya dia sebagai seorang gitaris. Aji sudah bisa bermain dengan senar-senar gitar sejak SMP. Ketika masuk ponpes tentu bakat itu tak bisa tersalurkan karena aturan waktu itu, santri tidak diperbolehkan membawa instrumen musik. Tapi bakat Aji tetap terpelihara di SMA. Di sana ia memiliki banyak kesempatan untuk berlatih bersama teman-temannya. Bahkan Aji membentuk sebuah band.

Aku adalah orang yang duduk di pojokan ketika Aji berlatih gitar. Aku si orang yang hanya bisa kagum dengan kemahiran seseorang. Keinginanku untuk belajar gitar diketahui Aji. Dia sempat mengajariku. Dasar aku yang payah, semua ajarannya tidak bisa aku serap. Aku buta nada. Harapan agar terlihat keren di hadapan perempuan karena bisa bermain gitar menjadi pudar. Bahkan hingga Aji lulus sekolah, kemampuanku bermain gitar tidak berkembang sama sekali meskipun sudah berlatih.

Gitar sepertinya memang bukan bagian dari bakat yang diberikan Tuhan kepadaku. Setiap orang memiliki bakatnya masing-masing. Aku mungkin tak akan bisa seperti Aji atau seberbakat master fingerstyle Alip Ba Ta. Setidaknya aku masih bisa menulis. Karena tidak banyak juga orang yang bisa melakukan aktivitas ini. Sedikit demi sedikit, tahun demi tahun, aku mengasah kemampuan supaya bisa menulis lebih baik. Salah satunya belajar dari penulis kawakan seperti Andrea Hirata.

Tulisanku tentang Aji  ini pun terinspirasi saat membaca novelnya berjudul Maryamah Karpov. Ada satu kondisi sama yang aku alami. Jika aku kesulitan belajar bermain gitar maka Andrea bercerita tentang biola.

Ibarat sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui, berikut adalah setitik adegan dari novel itu. Kita bisa belajar cara Andrea bercerita, sekaligus merasakan bagaimana sulitnya mempelajari sesuatu yang memang tak ada bakat di dalamnya.

Suatu hari nanti, aku akan bisa menulis sebagus atau lebih baik daripada dia.

Kuhampiri Nurmi. Kukatakan padanya aku ingin belajar mai biola. Ia tersenyum dan mengenalkan padaku empat senar  los bernada, G, D, A dan E. Dengan piawai ia membunyikan skala nada tiga oktaf dari senar terendah, senar pertama paling atas, G tadi, sampai senar paling bawah A. Demikian maksudnya. Tapi tak sedikit pun kupahami. Kusadari, aku buta nada dan sangat tidak musikal. Dalam enam bulan akubelum tentu dapat melakukan seperti yang baru saja Nurmi pertontonkan.

Nurmi menyerahkan biola padaku.

“Pegang saja, Pak Cik.”

Aku gugup.

Seumur hidup baru kali ini aku menyentuh biola. Instrumen ini begitu artistik. Gelap, berwibawa. Seperti ada nyawa dalam rongganya. Seperti ada sejarah tercatat pada serat-seratnya. Alat ini hanya berhak dipegang orang berjiwa musik yang menjunjung tinggi seni. Orang itu bukan aku. Peganganku adalah kapak, tambang dan gerinda.

Aku sering terpaku mendengar orang main biola. Getaran dawainya mampu menimbulkan suara yang membuat hati menggeletar. Tak semua alat musik memiliki kekuatan semacam itu. kini ia berada di tanganku, berkilat, melengkung dingin menjaga jarak, anggun, sekaligus sangat rapuh. Biola bukanlah benda sembarangan. Ia terhormat seperti tubuh perempuan.

Aku bahkan tidak bisa memegangnya dengan benar. Namun, waktu biola itu kusampirkan di pundakku, aku disergap perasaan nyaman yang tak dapat kujelaskan. Nurmi tertawa melihat kaku sikapku. Tampak jelas aku dilahirkan memang bukan sebagai seorang pemain biola. Jemariku terlalu kasar untuk senar-senarnya yang halus. Telapak tanganku terlalu besar untuk stangnya yang ramping. Daguku tak padan untuk disandarkan pada kelok pinggangnya nan elok. Di pundak Nurmi, biola itu menyatu, bak bagian dari indranya, seperti kepanjangan anggota tubuhnya. Sementara di pundakku, biola itu laksana benda asing yang terang-terangan memusuhiku.

Tangan kiriku menggenggam leher biola, mataku melirik empat baris dawai. Sekali lagi aku takjub. Dawai-dawai itu menukik seperti sebuah jalan cahaya. Jalan menuju keindahan musik. Aku sama sekali tak tahu apa yang kulakukan. Aku mencoba menggesek nada terendar senar pertama, los senar. Biola berbunyi, napasku tertahan karena jerit suaranya langsung menerobos ke dalam jiwaku.

Magis.

Nurmi mengatakan dengan menggesek sesuka hati itu, aku, tanpa sedikit pun kusadari, baru saja mengambil nada G. Katanya, aku dapat melanjutkan nada berikutnya dalam sebuah skala, dan aku tak peduli. Aku tak ambil pusing akan tangga nada dan aku tak hirau dengan segala skala. Aku hanya ingin membuktikan hipotesa Lntang bahwa kesulitan apa pun dapat diatasi dengan mengubah cara pandang. Seperti caraku melihat perahu, bagiku sekarang, biola adalah benda akustik dengan senar-senar yang tunduk pada fisika akustik.

###

View My Daily Post

Bakar atau Bekukan

Aku akan menulis debat antara kedua tokoh cerita dari White Hawk (cerita yang aku tulis di Ishfah Memory). Siapa tahu nantinya akan berguna sebagai inspirasi tulisan.

Tokoh pertama adalah Al sebagai White Hawk dan Evan sebagai Blue Hawk. Mereka berdua berdebat tentang bagaimana cara menghadapi masalah di berbagai kota yang hancur dan penduduknya telah berubah menjadi zombi.

###

Aku bertemu dengannya di Istana Bob. Dia mengejar salah satu badut gila yang mempunyai kekuatan tulang dari kota sebelah Nicnic City hingga sampai di sini. Namun sayang, baik dia atau pun aku tak bisa mengejar Crazy Clowns saat mereka meloloskan diri sebab ada banyak zombi yang menahan kami.

Dalam keadaan genting ini, aku merasa penasaran dengan kedatangan lelaki misterius ini. Setelah aku tanya namanya, dia pun menjawab. Pria itu bernama Evan. Dia juga seorang pengguna sabuk mistis karena aku melihatnya bisa mengeluarkan api biru dari tubuhnya.

Evan bercerita tentang ayah angkatnya yang tewas dibunuh oleh Si Badut Tulang. Aku dapat merasakan kemarahan dari dirinya. Dia begitu bernafsu untuk membunuh Si Badut Tulang. Jika saja bukan karena para zombi yang menahan kami berdua, pasti dia sudah mengejarnya.

Evan hendak memanggang habis semua zombi yang ada di Istana Bob tetapi aku mencegahnya. Aku malah membekukan mereka. Aku masih ingat perdebatan antara aku dan Evan saat itu.

E (EVAN) : Kenapa kau malah mencegahku?

A (AL) : Aku ingin melihat kenapa ini bisa terjadi. tim dokter dari pemerintah akan segara ke sini. Aku berharap mereka bisa diselamatkan.

E : Diselamatkan? Apa kamu tidak lihat? Mereka itu monster. Mereka sudah banyak melakukan teror dan kerusakan di kota ini.

A : Aku tahu itu. Tapi mereka itu adalah korban dari Crazy Clowns. Semua yang mereka lakukan adalah di luar keinginan mereka.

E : Kau gila! Jadi menurutmu mereka semua harus diselamatkan? Apanya yang pantas diselamatkan? Lihat saja wajah dan tubuh mereka yang sudah hancur dan berantakan.

A : Ini memang situasi yang sulit. Tapi kumohon tunggulah hingga tim dokter sampai ke sini. Aku tahu ada dokter hebat yang bisa memeriksa mereka.

E : Kapan kawanmu itu akan sampai?

A : Aku belum tahu.

E : Apa? Kau saja tidak tahu.

A : Aku harap mereka segara sampai dan tidak ada yang menghalanginya di jalan. Aku mohon, tenanglah.

E : Aku tidak bisa. Aku harus mengejar Crazy Clowns. Ngomong-ngomong, berapa lama esmu ini bisa bertahan?

A : Jika tidak terpapar sinar matahari langsung, es ini bisa bertahan selama 10 Jam.

E : Ketika aku terbang ke sini, aku melihat banyak bongkahan es besar di sepanjang kota dan aku melihat ada para zombi di dalamnya. Apa itu perbuatanmu juga?

A : Ya.

E : Dan mereka semua masih hidup?

A : Tentu.

E : Kurang ajar! Kau memang gila! Bagaimna jika es itu mencair dan mereka semua bangkit lagi? Apa yang sebenarnya yang ada dalam pikiranmu?

A : Aku kenal sebuah keluarga di kota ini. Mereka telah merawat lukaku dan aku tidak ingin mereka terluka. Ada kemungkinan jika mereka juga bisa menjadi zombi sewaktu-waktu akibat diserang. Aku tidak menginginkan hal itu terjadi. Aku tidak ingin melihat jika Rega membunuh Tuan Marlo atau sebaliknya, atau bahkan ibunya.

E : Mengapa tidak kau bunuh saja para zombi itu?

A : Jika masih ada cara untuk menyelamatkan mereka, maka aku tidak ingin membunuh siapa-siapa.

E : Apa kemungkinan terburuknya? Sebagai seorang ksatria, kamu harus bisa membuat keputusan yang terbaik bahkan dari cara yang jahat sekalipun.

A : Ya. Kemungkinan terburuknya adalah semua orang di Nicnic City akan berubah menjadi zombi dan tim dokter dari pemerintah tidak mengetahui cara untuk mengembalikan mereka ke tubuh asalnya.

E : Jika seperti itu, lalu bagaimana?

A : Hmm.. aku akan membenci diriku jika harus melukai orang lain. Aku sudah banyak kehilangan orang saat aku kecil hingga saat ini. Jika memang tidak ada cara lain, maka aku akan hancurkan mereka dengan tanganku sendiri.

E : Kalau urusan menghancurkan, serahkan saja kepadaku.

A : Kita berdua harus bekerja sama, Evan. Kita harus mencari solusi dari masalah ini.

E : Ok! Kau bisa mengandalkanku!

###

View My Daily Post