Supaya LDR Bertahan Lama

Long Distance Relationship (LDR) itu memang lebih rentan bermasalah daripada yang Close Distance Relationship (CDR). Yang dekat saja banyak bertengkarnya, apalagi yang jauh. Apa alasan utama dari perselisihan dan ketidakdamaian dalam cinta jarak jauh ini? Yaitu kecurigaan karena tidak bisa melihat, mengetahui dan mengenali apa yang dilakukan oleh orang yang jauh dari kita. Hal itu memancing kerumitan dalam berimajinasi. Saat orang tidak tahu, ia cenderung membayang-bayangkan. Continue reading “Supaya LDR Bertahan Lama”

GELISAH (Galau, Error, Lieur, Resah)

Sahabat, kata GELISAH di sini bukan singkatan dari Geli-geli Basah tapi singkatan dari Galau, Error, Lieur dan Resah.

Galau itu saat kamu bingung mau milih sesuatu. Seperti, jadi nonton ke bioskop atau mendingan mager seharian di rumah, makan bakso atau mie goreng, pilih SMA, MAN atau SMK, kuliah di Indonesia atau luar negeri, milih jadi PNS atau pegawai swasta. Dan bisa jadi galau karena hal yang lebih personal seperti. aku terima dia atau nggak untuk jadi suami/istri. Continue reading “GELISAH (Galau, Error, Lieur, Resah)”

Saat Kita Kecewa

Kenapa ada orang yang mengecewakan dan ada orang yang dikecewakan? Bagi yang sering dikecewakan orang lain berarti ia tidak belajar dari kekecewaan yang sebelumnya. Kita kecewa terhadap orang lain karena kita memilih orang dengan tidak hati-hati. Dalam hidup ini kita akan bertemu banyak orang tetapi tidak semuanya bisa dipercaya. Karena niat kita sendiri terhadap keuntungan, kita menjadi buta. Kita mempercayai seseorang bukan karena kualitasnya tetapi berdasarkan harapan dan perhitungan. Kita berharap seseorang mau membantu atau kita berhitung bahwa si A akan lebih banyak bantuannya daripada si B. Maka kepercayaannya langsung berbeda.

Seringkali kepercayaan itu salah karena kita salah mempercayai orang berdasarkan harapan dan perhitungan yang salah. Itu sebabnya untuk menghindari kesalahan dalam hubungan dengan orang maka harapan itu harusnya ditujukan hanya kepada Tuhan. Maka dinasihatkan bahwa kamu harus mempunyai harapan kepada Tuhan supaya tidak berharap kepada orang.

Continue reading “Saat Kita Kecewa”

Pembentuk Hubungan Yang Kuat dan Indah

Ada 4 pembentuk utama untuk membangun hubungan yang kuat dan indah, yaitu rasa hormat, kepercayaan, kesetiaan dan komunikasi.

RASA HORMAT

Dengan siapa pun kita berhubungan, kalau ada rasa hormat maka hal yang bisa menjadi masalah akan teredam. Karena di dalam rasa hormat itu ada rasa enggan seseorang untuk berpisah dengan orang yang ia hormati. Jadi saya akan menyimpan dan merawat orang-orang yang lebih menghormati saya daripada orang yang kasar dan sembarangan. Dan itu bukan hanya menjadi penyelamat tetapi juga sebagai pemanjang usia hubungan. Nah, dalam hubungan cinta, tidak mungkin ada cinta tanpa adanya rasa hormat. Karena Love is Respect. Cinta itu penghormatan. Kalau katanya seseorang mencintai maka ia harus menghormati. Dan kalau ia menghormati, mungkin memang belum cinta tapi sudah ada sayang dan perhatian.

Jadi, kalau kamu mau membangun hubungan apa pun, pastikan dirimu menjadi seseorang yang mengeluarkan kesan menghormati orang lain. Perilakunya adalah perilaku menghormati. Pilihan katanya menghormati. Cara menyampaikannya menghormati. Untuk menjadi pribadi yang seperti itu, harus ada kedamaian pada diri kita bahwa yang meninggikan adalah kita, yang memuliakan adalah kita. Bukan orang lain. Ketika kita memuliakan dan menghormati orang lain, itu merupakan tanda bahwa kita ikhlas menerima orang lain untuk dimuliakan. Saat kita menjaga kedamaian orang lain dengan cara menghormatinya maka Allah-lah yang bertugas untuk memuliakan kita karena kita dinilai pantas untuk itu. Continue reading “Pembentuk Hubungan Yang Kuat dan Indah”

Pergi Untuk Kembali

Part 1 – Pergi

“Pak, lihat elang itu!”

Seorang bocah tengah menunjuk seekor elang yang terbang berputar-putar di bukit sana.

”Apakah Lingga juga bisa terbang?”

Tatap bocah itu penuh harap. Ayahnya masih menggambar sketsa hotel pesanan kliennya. Si bocah menatap polos ayahnya. Sang ayah menyimpan pensil yang sedari tadi menari-nari di atas kertas kerjanya. Ia bangkit memperhatikan ‘si penerbang ulung’ yang ditunjuk oleh anaknya.

“Lingga, suatu saat nanti kamu pun bisa terbang seperti elang itu. Bebas tanpa beban. Hanya saja untuk mencapai itu kamu perlu tekad yang kuat juga hati yang ikhlas.”

Sang ayah menunjuk dada anak tercintanya. Bocah itu diam tapi tetap mendengarkan. Matanya menyala dengan semangat ksatria. Continue reading “Pergi Untuk Kembali”