World Building

Menulis dengan tema EARTH itu gampang-gampang susah. Gampang kalau sudah tahu hal apa yang akan dibahas. Susah jika tak ada yang terpikir sama sekali tentang sebuah ide tulisan.

Suatu hari pernah terlintas keinginan untuk menulis soal plastik dan polusinya yang telah mengotori Bumi. Hari berikutnya malah tercetus ide untuk menulis pos tentang tanah air karena sedang bertepatan dengan momen agustusan. Namun, hingga saat ini tak ada satu pun yang berhasil aku pilih dan tulis. Jika berlindung dengan alasan writer’s block, sepertinya itu bisa menjadi kebiasaan buruk, menyalahkan sesuatu padahal sebenarnya hanya malas.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu bahwa menulis bisa membawamu ke dunia lain. Menulis sebagai obat bagi diri-diri yang kesepian dan kehilangan arah. Saat kita membaca sebuah cerita fiksi, jika narasinya bagus, cara mendeskripsikan sesuatu itu rinci dan tokoh-tokoh dalam cerita itu kuat sifatnya, maka kita akan merasakan bahwa cerita itu hidup dan seolah-olah ada. Kita bisa merasa masuk ke dunia itu. Dunia yang diciptakan oleh penulisnya. Seperti dunia sihir dalam cerita Harry Potter karya J.K. Rowling. Bahkan dalam imajinasi gila seorang penulis dari serial Marvel, dikisahkan bahwa sebenarnya manusia hidup tidak hanya dalam satu alam semesta (universe). Ada kehidupan lain, diri kita yang lain atau salinan tubuh manusia dengan nama yang bisa berbeda dan sifat yang bertolak belakang. Mereka hidup di semesta lainnya. Maka cocok jika film terbaru Doctor Strange mengambil judul The Multiverse of Madness.

Menjadi seorang penulis, apalagi dengan genre fiksi, bisa membuat penulis seolah-olah adalah Tuhan. Ia bisa menciptakan dunianya sendiri, Bumi versi si penulis, karakter dan orang-orang yang hidup di dalamnya, hewan-hewan aneh atau bahkan robot-robot super canggih yang melenggang bebas berdampingan dengan manusia. Supaya dapat meyakinkan pembaca tentang sebuah cerita maka dibutuhkan world building atau pembangunan sebuah dunia untuk ditinggali oleh para tokohnya.

World Building merupakan salah satu keahlian yang mesti dimiliki oleh penulis untuk mendukung jalan cerita. Di mana tokoh itu tinggal, kejadian apa yang terjadi di sana, struktur sosialnya seperti apa dan sebagainya. Misal dalam serial Game of Thrones, kita disuguhi cerita tentang perebutan kekuasaan dari para raja. Setting waktu berada di zaman dulu sebelum masa industri, tempatnya berupa kastil dan hutan-hutan, terdapat naga-naga yang bisa menyemburkan api dan es serta hubungan sosial masyarakat yang semi primitif.

Danny and Dragon (Game of Thrones)

Dan pemahaman tentang World Building ini menjadi penting bagiku karena diperlukan untuk kebutuhan project penulisan novel fantasi yang sedang aku kerjakan. Melansir dari web MasterClass, ada 8 tahapan proses untuk membuat World Building.

1. Tentukan mulai dari mana. Apakah itu bahasa yang diucapkan oleh penduduk setempat atau memperlihatkan pemandangan yang apokaliptik. Pilih aspek yang paling menarik tentang petualangan di dunia itu dan mulailah dari sana.

2. Tuliskan daftar aturan dan hukum. Penduduk yang tinggal di dunia yang kamu ciptakan akan memiliki keberadaan (eksistensi) yang mandiri. Apa sistem pemerintahan mereka? Siapa saja yang memegang kuasa? Apakah mereka menggunakan sihir di sana? JIka ya, siapa saja yang bisa menggunakannya dan seberapa kuatkah itu? Dengan mengatur batasan-batasan ini dapat membantu untuk menciptakan dunia yang lebih realistik layaknya dunia nyata (yang kita tinggali sekarang)

3. Bangunlah tipe dunia yang kamu mau. Pilih genre yang cocok. Apakah ini cerita dystopian atau novel fantasi atau keduanya? Apakah tempat dalam ceritamu itu berada di Bumi kita atau Bumi lain (dari semesta yang berbeda)? Dengan mengetahui hal ini dapat membantumu untuk mencari tahu warna dan mood yang tepat dalam dunia yang sedang kamu ciptakan.

4. Jelaskan lingkungan sekitar. Seperti apa cuacanya? Bagaimana hal ini bisa mempengaruhi dunia atau planet itu? Apakah ada bencana alam? Apakah suhunya ekstrem? Sumber daya apa yang terdapat di lokasi itu? Bagaimana masyarakat menggunakan atau memanfaatkan lahan di sana? Dengan membangun lingkungan sekitar dan bagaimana hal ini bisa berdampak bagi kehidupan masyarakatnya dapat berguna dalam penciptaan duniamu.

5. Jelaskan budaya di tempat itu. Apa yang dipercayai oleh penduduk di dunia itu? Apakah ada agama? Apakah ada Tuhan? Apakah mereka memiliki adat suci? Apa yang mereka rayakan? Hembuskan kehidupan pada tokoh-tokoh yang menghuni tempat itu sehingga membuat keberadaan mereka lebih berarti.

6. Tentukan bahasa yang digunakan. Bagaimana para penduduk berkomunikasi? Apakah ada bahasa daerah? Apakah ada kata-kata yang dilarang untuk diucapkan? Dengan mengetahui apa yang boleh dan tidak, dapat menjadi sumber konflik yang tepat.

7. Sejarah tempat itu. Apa sejarah yang dimiliki oleh tempat yang kamu ciptakan itu? Apakah pernah ada perang dunia? Apakah negara-negara di sana memiliki musuh? Apakah ada rival dari sisi ras manusia? Apakah hanya akan ada seorang antagonis? Dengan menyediakan cerita masa lalu dapat menambahkan dimensi dan menimbulkan perasaan yang lebih nyata.

8. Gunakan karya penulis lain sebagai inspirasi. Kunjungi atau baca karya-karya dari penulis sukses untuk mendapatkan inspirasi. Jangan pernah mencuri ide tetapi kaji dan teliti karya fiksi dari penulis lain untuk melihat bagaimana mereka dapat menjawab pertanyaan=pertanyaan tentang World Building dalam novelnya. Pelajari bagaimana cara penulis itu menciptakan dunia untuk tokoh-tokoh dalam ceritanya.

###

Yuk baca pos lainnya di sini.

Universe Size Comparison

Pluto, Jupiter, Sirius dan Aldebaran. Dari empat nama itu apa yang kamu pikirkan?

Pluto adalah salah satu karakter di kartun Mickey Mouse. Jupiter merupakan varian sepeda motor pabrikan dari Yamaha. Sirius Black termasuk dalam tokoh penyihir di film Harry Potter. Dan, Aldebaran? Itu suaminya Andin di sinetron Ikatan Cinta.

Setidaknya itu yang terlintas di benakku ketika nama-nama itu muncul. Tapi kita tak akan membahas kartun, motor atau karakter dalam film. Kita akan bahas sesuatu yang lebih besar dari ukuran tubuh kita. Tunggu! Kita terlalu kecil untuk perbandingan itu. Maksudku, lebih besar dari ukuran planet Bumi yang kita tinggali ini.

Ide menulis pos ini sudah lama sekali terbenam dalam pikiran. Saat itu, pada Maret tahun 2008 rilis film Horton Hears A Who! Sebuah film kartun bercerita tentang Horton, seekor gajah, yang menemukan setangkai bunga yang ditinggali oleh makhluk-makhluk mikroskopik yang disebut The Who!

Dari film ini aku menjadi lebih paham tentang besar dan kecilnya suatu benda. Seseorang yang tubuhnya tinggi dan besar, ia tidak boleh angkuh karena ada yang jauh lebih tinggi dan besar darinya. Pun seseorang yang bertubuh pendek dan kecil tak pantas murung karena ada makhluk lain yang berukuran di bawahnya. Ini bukan soal tinggi, besar, pendek dan kecil melainkan perihal nilai. Nilai yang dimiliki sesuatu atau seseorang itulah yang menjadikannya berbeda daripada yang lain.

Our Galaxy

Lalu di mana posisi kita? Sebagai mahkluk kecil dan lemah. Kita tak lebih besar daripada gajah. Tak lebih tinggi daripada jerapah. Tak bisa berlari lebih cepat daripada cheetah. Sejatinya, jika kita mau berpikir, kata ‘sombong’ itu memang tak pantas diucapkan dan disandang oleh manusia.

Planet Bumi yang manusia tinggali ini sangat luas dan besar. Sedikit orang yang mampu berkelana dan mengelilingi Bumi. Meskipun demikian, planet subur ini ukurannya tak seberapa jika dibandingkan dengan Jupiter. Jupiter yang besar berkali-kali lipatnya dari Bumi, masih kecil jika dibandingkan dengan Matahari. Dan, Matahari tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Aldebaran.

Sebagai gambaran berapa besarnya ukuran Bumi jika dibandingkan dengan benda angkasa lainnya, mari kita lihat video di bawah untuk memahaminya.

Song :

This is a size comparison
Of objects in our universe
We’ll start with the smallest
And go to the largest
Most well-known objects
We know of course

I am Ceres, I am a dwarf planet
Makemake’s a dwarf planet as well but didn’t plan it
I am Haumea, a dwarf planet in this group
Pluto is a dwarf but used to be a planet, it’s true
Eris is a dwarf planet in this mix
The Earth’s Moon is where your eyes are transfixed
Mercury is here an official planet
I’m the planet of Mars, I’m sure you all know this
I’m planet Venus, my size, you may think is large
Planet Earth is next and the humans think that they’re in charge
Neptune’s a planet in our solar system, wow
Planet Uranus is here, I wish I could take a bow
Planet Saturn has rings, if you think I am big
Check out planet Jupiter, I hope you can dig

This is a size comparison
Of objects in our universe
We’ll start with the smallest
And go to the largest
Most well-known objects
We know of course

I am the Sun, a yellow dwarf that isn’t far
I am Sirius A, a main-sequence star
My name is Pollux, a red giant star, it’s true
Arcturus is a red giant star, this I thought you knew
I’m Aldebaran, a red giant star, that’s me
Hi, I’m Rigel, a blue-white supergiant, you see
I am Betelgeuse and I’m a red supergiant in class
I’m Antares, I’m a red supergiant that won’t last
VY Canis Majoris, a red hypergiant star
I’m UY Scuti, the biggest red supergiant this far
I am the Milky Way Galaxy and you live in me

Now let’s all sing the chorus together with me
This is a size comparison
Of objects in our universe
We’ll start with the smallest
And go to the largest
Most well-known objects
We know of course

Source Lyric: Musixmatch

###

Pelajari benda angkasa lainnya di sini.

Bumi Tanpa Kamu

Hai, Sahabat! Bisakah kamu hitung sudah berapa hari, bulan atau tahun sejak kemunculan virus corona hingga hari ini (September 2021)?

Dengan adanya pandemi ini telah banyak merenggut nyawa manusia di seluruh penjuru Bumi. Bukan hanya mereka yang telah tiada, manusia yang masih berjuang untuk bertahan hidup pun tak luput dari ancaman virus ini. Selain harus taat protokol kesehatan dengan segala keruwetannya, banyak dari kita yang terjungkal lantaran masalah ekonomi. Urusan perut tak bisa menunggu. Orang yang lapar bisa nekat berbuat apa pun. Kalau pemerintah belum bisa mengurus hingga ke level mendasar ini, maka jangan salahkan kalau rakyatnya berteriak. Meskipun mirisnya saat ini cara untuk mengekspresikan diri tampak terbatas.

Selain corona, Bumi yang kita tinggali ini memiliki banyak masalah lain. Masalah yang juga tidak kalah pentingnya selain menjaga kesehatan masing-masing orang. Pernah aku dengar sebuah pendapat liar tentang corona. Dikatakan bahwa corona muncul sebagai metode pembersihan Bumi terhadap dirinya sendiri. Karena disadari atau tidak, kerusakan di muka Bumi ini selalu ada campur tangan manusia.

Dunia sedang menghadapi tantangan sumber daya alam dan lingkungan yang sangat serius seperti perubahan iklim, mencairnya es di kutub, penangkapan ikan yang berlebihan di laut, penggundulan hutan, polusi udara dan air, perjuangan untuk makan setiap hari dan masalah sampah yang tak kunjung usai. Semua tantangan ini diperburuk oleh permintaan yang terus meningkat – selama 40 tahun ke depan diperkirakan permintaan air bersih akan meningkat 50%, permintaan makanan akan meningkat 70%, dan permintaan energi akan hampir dua kali lipat – semuanya dalam periode yang sama.

Jika kita fokus pada satu masalah saja misal tentang sampah, maka urusan ini pun bukan masalah kecil yang mesti dihadapi. Masalah sampah tidak kunjung selesai hampir di setiap daerah. Tidak usah jauh, di lingkungan sekitar rumah ibuku seperti itu. Para warga membuang sampah ke sungai.

Beberapa daerah ada tempat penampungan sampah yang berujung pembakaran. Ada tempat yang menyediakan mesin daur ulang sampah. Ada juga tempat penampungannya yang terlalu penuh hingga sampah menggunung. Dan semua itu masih belum selesai.

Masalah sampah masih menghantui lingkungan kita. Bisakah kita setertib negara-negara maju dalam mengelola sampah?

Jawabannya, bisa. Untuk mewujudkan kota bebas sampah mesti didukung oleh semua faktor. Masyarakatnya yang sadar lingkungan, ketersediaan tempat sampah di rumah, pemilahan jenis sampah, pengangkutan sampah ke tempat penampungan akhir. Di sana sampah dipilah sekali lagi untuk didaur ulang, ditimbun, dibakar atau difungsikan dalam kreasi bentuk barang yang baru

Jika satu masalah sampah ini selesai, maka kita, umat manusia ini setidaknya bisa mengurangi satu beban Bumi. Kita tidak bisa asal pindah planet dengan alasan tidak betah tinggal di Bumi dengan segudang masalahnya.

Semua masalah ini, meskipun sangat berat dipikul, namun kita harus tetap mengatasinya. Minimal, untuk urusan sampah ini kita mesti menaruh perhatian lebih. Misal sampah-sampah di rumah itu sudah dipilah dan dipilih sebelum diangkut ke tempat penampungan akhir.

Kita berdoa suatu nanti Bumi ini bisa bersih dari sampah dan segala permasalahan lainnya. Sampah itu ibarat racun yang menyebar ke dalam tubuh. Ia mesti diserap habis lalu dibuang karena merusak. Kita berharap Bumi bisa kembali sehat.

Bumi tanpa sampah bisa jauh lebih baik. Kita pasti bisa.

“Bumi bisa hidup tanpa kamu, sampah!”

###

Pos lainnya ada di sini.

7 Cerita Hantu di Gunung

Bosan dengan lockdown dan tak bisa ke mana-mana, aku jadi stres. Aku bahkan bosan karena saking seringnya bosan. Aneh tapi nyata. Beruntunglah hari ini Sam mengajakku berkumpul di rumahnya. Dia adalah teman satu organisasi Pecinta Alam di kampus. Tanpa pikir panjang, aku segera keluarkan si Jago, motor Yamaha DT100. Sam mengingatkan supaya aku membawa masker, kalau bisa sekalian surat dokter. OKE. Kujawab chat dari Sam. Instruksi yang kedua itu hanyalah gurauan.

Setengah jam berlalu dan kini aku sudah sampai di rumah Sam. Ternyata ada lima orang lainnya. Mereka teman kampus juga. Ada Romi, Yandis, Lastri, Gerald dan Rizal. Bakalan seru nih.

“Mumpung nyokap gue gak ada, kita party di sini.”

Kami semua duduk melingkar di atas tikar. Party versi Sam tidak seglamor yang dimaksud. Nasi liwet, ayam bakar, tahu goreng, mentimun dan sambal merah. Ah, lupa. Masih ada kerupuk putih ukuran Jumbo. Kami makan dengan lahap.

“Zal, lo gak makan?”

Rizal hanya senyum.

“Dia lagi puasa.” Sam menjelaskan.

“Oh, puasa syawal ya?”

Rizal mengangguk. Duh, aku jadi malu. Ayam bakar yang kumakan saja sudah 2 potong. Rizal adalah teman kami yang paling sholeh. Meskipun dia tak pernah mau jika dikatakan seperti itu. Dia sering berpuasa Daud. Jadi berpuasa enam hari di bulan Syawal tidaklah berat untuknya.

Usai makan, Sam mengeluarkan minuman dingin, kacang atom dan camilan khas lebaran.

“Nih, buka-buka aja toplesnya. Lebaran ini sepi, cuy. Kalau tahun kemarin isi toples makanan sudah raib sejak hari ketiga. Sekarang dua minggu saja masih ada. Ayo, ayo. Mari makan.”

Toples makanan itu dibuka satu persatu. Dari tadi sebenarnya aku sudah mengincar keripik singkong asin. Aku ambil toples itu dan ditaruhlah di atas pangkuan.

“Laper apa doyan, sih?”

Yandis menepuk pundak kiriku.

“Udah, udah. Biarin aja. By the way, kita sudah lama gak ngumpul-ngumpul gini. Enaknya ngapain nih abis makan?” Gerald bersuara sambil mengelus-elus perutnya. Dia melihatku. Seolah paham dengan tatapan keheranan, dia lanjut berkata, “Ini sudah enam bulan.”

Aku baru ingat dulu perut Gerald tak sebuncit itu.

“Ini akibat PSBB,” tukasnya lagi.

“Ah, alesan aja lu. Kita cerita-cerita aja zaman kita naik gunung dulu, gimana?” Semua orang diam dan mengabaikan usul Yandis.

“Dis, kita kan kalau naik gunung suka bareng-bareng. Semua hal dan cerita sudah kita tahu masing-masing,” Lastri menengahi, “Kita cerita soal hantu aja, yuk!”

“Ih apaan sih, Tri? Kayak gak ada hal lain yang diceritain.” Giliran Yandis yang menolak usulan yang lain. Tak lupa ia mencubit lengan kiri Tri. Tri mengaduh.

“Ide bagus! Aku jadi ingat sebuah cerita. Aku yang duluan. Ya, ya, ya?” Romi mengangguk cepat dan lehernya turun-naik mirip boneka anjing di dashboard mobil.

“Apa ceritamu, Mi?”

“Ada lima orang pendaki dan satu anjing yang melakukan pendakian di Gunung Semeru. Mereka berasal dari Madiun. Di awal rute pendakian, mereka bertemu dengan seorang pendaki wanita. Dia bilang ingin ke puncak sendirian. Merasa kasihan, mereka mengajaknya ikut dalam rombongan. Selama pendakian semua menjadi akrab. Pos demi pos sudah dilewati dan akhirnya mereka akan sampai di pos terakhir. Tapi karena sudah hampir malam, akhirnya mereka memutuskan untuk berkemah.”

“Si cewek tadi masuk sekemah sama mereka?” Gerald penasaran.

“Ish, ish, ish, tunggu Romi beres cerita sih.” Yandis geram dan memukul paha si Gerald.

Gerald mundur.

“Oke, gue lanjut ya,” Romi membenarkan posisi duduknya. “Memasuki malam, mereka pun terlelap. Meski begitu mereka tetap bergantian berjaga. Pendaki pertama yang berjaga membawa anjing untuk mengawasi binatang buas. Namun, tidak lama saat tengah malam, pendaki itu melihat si wanita keluar dari kemahnya dan berjalan ke arah hutan. Dalam keadaan bingung dan khawatir, dia pun mengikuti wanita itu. Tak berapa lama, dia kehilangan bayangannya. Karena panik, dia langsung kembali ke kemah dan membangunkan teman-temannya. Mereka pun sepakat untuk mencarinya. Karena tak menemukan si wanita itu, pencarian dilanjutkan esok.

Esok hari, mereka mencari sampai ke bibir jurang Semeru. Mereka melihat sebuah ransel yang mirip dengan ransel milik si wanita. Penasaran, mereka akhirnya menuruni jurang. Sesampainya di dasar, ditemukanlah jasad yang sudah membusuk. Mereka berinisatif membawa jasad tersebut ke posko terdekat dan melaporkan temuan ke SAR. Tim SAR yang datang belakangan mengkonfirmasi bahwa itu adalah jasad pendaki wanita yang hilang sebulan yang lalu.”

“Oke, Mi. Gue kalau ketemu cewek asing gak akan langsung diajak pergi. Ngeri,” celetuk Gerald.

Gerald berpindah duduk di sebelah Rizal. Dia takut ditampar oleh Yandis. Bisa-bisa giliran pipinya yang kena sekarang.

“Giliran aku deh,“ Lastri menghela nafas dan menghembuskannya perlahan. Kita jadi ikut-ikutan.

“Satu waktu. terdapat rombongan dari Jogja. Mereka kehujanan saat mendaki Gunung Gede Pangrango. Karena sudah sore hari, mereka pun akhirnya menginap di Pos Kandang Batu. Tempat yang digunakan untuk istirahat itu sepertinya nggak beres. Dua orang dari mereka merasa ada bayangan yang melintas di belakang pondok. Seperti ada yang mengawasi mereka dari dalam hutan.

Salah satu dari rombongan tersebut bernama Firman, dia anak indigo sekaligus paling rajin ibadah. Firman pada malam itu berjaga di depan sambil bersila. Ia tak henti-hentinya mengaji. Tapi tiba-tiba Firman diam dan hanya suara serangga yang terdengar di hutan tersebut. Ketika Firman disentuh oleh temannya yang lain, ternyata ia ambruk ke tanah. Takut terjadi apa-apa, mereka segera membopong Firman ke pondok. Namun tiba-tiba Firman menyeringai dan berkata,”Kalian jangan macam-macam. Di sini tempatku!” Lalu Firman pingsan.

Setelah pulang Firman bercerita kalau mereka sudah diikuti jin dengan sosok hitam besar. Saat mereka memasak dan makan malam, jin itu berdiri di dekat tungku di pinggir hutan. Firman sempat dibawa ke kerajaan gaib dan diminta tumbal tapi Firman menolaknya.”

Sam dan aku hanya diam. Dulu kita pernah mengalami hal yang sama seperti yang dialami Firman. Tak mau teringat kejadian waktu itu Sam mencoba santai. “Halusinasi kali tuh si Firman, Tri.”

“Ih beneran tahu. Anak-anak dengan indera keenam bisa merasakan bahkan dirasuki oleh jin. Mirip teman kita, Bang David.”

“Sip, deh. Sekarang gue nih mau cerita. Dari tadi makan terus. Takut gue gendut.”

Aku melirik Gerald dan tertawa. Takut apa, Ger? Bukannya sudah terbukti dengan ukuran perutmu itu. Gerald tidak peduli dengan ledekan kami. Dia mulai bercerita.

“Ini tentang pendakian di Gunung Kelud. Kata abang gue, gunung ini mistis. Salah satunya itu ada dongeng Mahesasura atau Mesanana. Orang-orang sekitar Kelud percaya kalau gunung itu meletus tandanya Mahesasura–manusia berkepala kerbau sedang marah. Ada juga yang bilang kalau Gunung Kelud juga merupakan negeri siluman. Kisah ini ditulis R. Kartawibawa dalam buku lama berjudul: Goenoeng Keloet, yang diterbitkan G. Kolff dan Co Soerabaia, pada 1941 silam.”

“Ger, lo suka baca buku?” Aku agak ragu.

“Gini-gini juga gue melek buku dan sastra.” Dia meneguk minumannya, lalu melanjutkan, “Katanya orang-orang yang dibawa setan ke Gunung Kelud itu kebanyakan orang-orang jail, orang yang gemar melakukan perbuatan jahat, orang beribadah tapi munafik, orang yang hanya menjadikan agama sebagai topeng, mereka justru menipu dan menyebarkan kedengkian. Di Kelud itu ada kerajaan yang dihuni orang-orang jahat. Itu sebagai bentuk hukuman yang berat dan mengerikan. Hukuman itu disesuaikan dengan dosa-dosa ketika hidup di dunia.”

“Hal-hal mistis seperti ini susah dimengerti dan dipahami,” Yandis berpendapat.

“Bukan mistis tapi gaib, Dis. Kan Tuhan menciptakan makhluk bukan hanya manusia, hewan atau tumbuhan. Ada jin juga.” Sam menanggapi, “Memang kalau belum melihatnya sendiri, pasti ada ragu.”

“Emang lo udah pernah lihat, Sam?” Yandis penasaran

“Pernah, dulu sama Gio.” Sam menunjukku.

“Oke, oke. Aku juga mau coba percaya. Anyway, aku tak punya cerita hantu. Tapi pengen juga ikut cerita. Bentar-bentar, aku googling dulu.”

“Nih, guys. Ada kisah dari Merapi. Salah satu kisah yang paling terkenal adalah keberadaan Pasar Bubrah yang diyakini sebagai Pasar Setan, sarang bagi bangsa lelembut. Menurut cerita yang beredar, Pasar Bubrah selalu ramai oleh aktivitas jual beli pada petang hingga menjang pagi hari. Tak jarang juga terdengar suara tabuhan gamelan yang cukup nyaring di Pasar Bubrah.

Lokasi Pasar Bubrah merupakan tempat yang sering digunakan oleh para pendaki untuk mendirikan tenda untuk berlindung dan beristirahat dari terpaan angin dingin Gunung Merapi. Kontur tanahnya yang tidak terlalu terjal dan lapang, cukup memudahkan para pendaki mendirikan tenda.

Banyak kesaksian yang diungkapkan para pendaki yang mengalami kejadian tidak masuk akal di Pasar Bubrah. Salah satunya adalah kisah seorang pendaki yang kehilangan kesadaran setelah mengaku membeli sebuah pisang dari pedagang di dekat tendanya saat tengah malam. Sangat tidak mungkin ada pedagang yang berjualan di kawasan pendakian tepat di kaki Gunung Merapi, apalagi di tengah malam.

Perihal suara tabuhan gamelan, ada yang percaya bahwa suara tersebut berasal dari gamelan-gamelan yang ditabuh oleh bangsa lelembut. Ada juga yang percaya suara tersebut berasal dari suara angin yang berhembus sangat kencang di Pasar Bubrah. Sebab, Pasar Bubrah telah berada di luar batas vegetasi sehingga tidak ada sebatang pohon pun yang bisa menghalau hembusan angin kencang.”

Kami menyimak Yandis membacakan cerita itu. Yandis yang gampang marah kalau tidak digubris itu terkenal ringan tangan. Mencubit, memukul, atau menampar. Tidak keras sih, memang. Dan kami kawan-kawannya tidak ada yang keberatan. Dia tipe perempuan yang suka gregetan. Saking gregetannya, tangannya ikut beraksi. Kami yang tenang menyimak lebih cenderung menghindari kemarahan nona mungil nan sangar ini.

“Gue sih percaya cerita ini. Teman gue, si Ifan, anak Sastra Jepang yang suka hiking, pernah cerita kayak gini ke gue. Dia mengalaminya sendiri, cuy. Untung saja ada orang dalam rombongannya itu yang bisa melihat jin dan menyelamatkan si Ifan.” jelas Sam.

“Bisa lihat jin gitu gimana sih?” Lastri penasaran.

“Gue sih ogah, Tri. Ngeri bisa lihat-lihat jin.” Sam bergidik.

“Emang lo bisa lihat?” Lastri melongo dan matanya menyiratkan ketidakpercayaan.

“Gue ama Gio bisa lihat. Tapi sejujurnya gue gak suka.” Jawabnya. “Sekarang giliran gue ya.”

Kami semua merapat mendekati Sam.

“Ini tentang cerita di Gunung Slamet. Ada beberapa jalur pendakian Gunung Slamet dan yang paling sering digunakan adalah jalur Bambangan di Desa Kutabawa, Purbalingga. Jalur ini banyak dipilih karena lebih pendek dibandingkan jalur lainnya. Selain terkenal sebagai jalur yang lebih pendek, jalur Bambangan juga terkenal akan cerita mistisnya. Saat mendaki Gunung Slamet lewat jalur Bambangan, pendaki akan melewati pos 4 atau pos Samarantu.”

“Gunung Slamet di mana sih?” Yandis memotong cerita Sam.

“Gunung Slamet terletak di antara 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah.” Tantri bersedia menjelaskan.

“Katanya, nama alias pos 4, SAMARANTU, merupakan singkatan dari samar dan hantu. Artinya, di pos ini, terkadang terlihat samar-samar sosok hantu. Bukan ketika mendaki tapi juga jalur turun dari Gunung Slamet itu seram. Pernah ada seorang pendaki yang mengalami kejadian aneh saat ia hendak kembali ke base camp Bambangan setelah mendaki Gunung Slamet.

Dalam perjalanan menuju base camp Bambangan, si pendaki melewati pohon besar yang tumbang. Anehnya, setelah sekian lama berjalan, dia nggak nyampe-nyampe ke tempat tujuan, malahan ketemu lagi dengan pohon besar yang tumbang itu.

Jalur lain yang juga menyimpan cerita mistis adalah jalur Guci di Desa Guci, Tegal. Cerita mistisnya adalah tentang manusia kerdil. Konon, manusia kerdil ini dulunya adalah pendaki Gunung Slamet yang tersesat dan nggak bisa kembali. Alhasil, ia bertahan hidup dengan makan dedaunan. Lama-kelamaan, ia kehilangan jati dirinya sebagai manusia. Gerak-geriknya lebih mirip hewan.”

Semua orang melihatku sekarang.

“Giliranmu, Gio.” Kata Romi

“Aku terakhir sajalah. Lagipula pengalamanku saat di Gunung Ciremai tak jauh beda dengan yang kalian ceritakan tadi,” jawabku singkat.

“Lha emang lo kan yang belum cerita.” Gerald menepuk pundak kananku. Dia ikut-ikutan Yandis.

“Apaan? Itu masih ada Rizal belum cerita.”

Semua orang melihatku lagi.

“Ya, kan Sam? Dia dari tadi duduk sebelah Gerald. Diam saja.”

Sam mengangguk. “Benar. Lagipula aku ngajak kalian ke sini karena Rizal yang minta kok.”

Tantri bangun dari duduknya lalu mencubit kedua pipiku. “Sadar kamu, Gio. Dari tadi kita di sini hanya berenam. Tak ada Rizal.”

Ini orang-orang kenapa ngikutin Yandis sih? Ini pipi lho bukan bakpau. Lalu Romi mendekat dan mengeluarkan handphone. Dia memperlihatkan isi pesan dari grup Whatsapp.

“Lihat foto ini. Ini Rizal. Dia sudah meninggal dua minggu yang lalu saat perjalanan pulang dari mendaki di Gunung Salak. Gue dan teman-teman dari alumni jurusan Sipil ikut makamin dia.”

Aku melihat Sam. Dia sama terkejutnya denganku. Rizal yang sedari tadi kami lihat ternyata tidak tampak oleh yang lain. Rizal berdiri lalu menghampiriku dan Sam.

Dia berbisik, “Terima kasih. Saya senang bisa melihat sahabat-sahabat lama berkumpul kembali.”

Bulu kudukku berdiri. Sekujur tubuh merinding. Kulihat muka Sam pucat pasi. Lalu Rizal pun hilang dari pandangan.

Aku tiba-tiba teringat handphone. Kubuka Whatsapp dan turun ke bawah mencari-cari chat yang belum terbuka. Benar. Ada banyak pesan yang belum terbaca. Terlalu fokus bekerja di rumah membuatku lupa mengecek pesan lain yang ada. Sudah hampir dua bulan ini perhatian dan fokusku tertuju pada pekerjaan.

Maafkan aku, Zal. Aku bahkan tidak tahu kabar duka ini. Air mataku menetes tanpa dikomando. Dalam lirih aku mengirimkan doa untuk temanku itu.

Keterangan :

  1. Gunung Semeru adalah sebuah gunung berapi kerucut di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatra dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
  2. Gunung Gede merupakan sebuah gunung api bertipe stratovolcano yang berada di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Gede berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangrango, yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Gunung ini berada di dua wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Cianjur dan Sukabumi, dengan ketinggian 1.000 – 2.958 m. dpl, dan berada pada lintang 106°51′ – 107°02′ BT dan 64°1′ – 65°1 LS. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede 18 °C dan di malam hari suhu puncak berkisar 5 °C, dengan curah hujan rata-rata 3.600 mm/tahun. Gerbang utama menuju gunung ini adalah dari Cibodas dan Cipanas.
  3. Gunung Kelud (sering disalahtuliskan menjadi Kelut dalam bahasa Jawa; dalam bahasa Belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete) adalah sebuah gunung berapi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang tergolong aktif. Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang, kira-kira 35 km sebelah timur pusat Kota Kediri dan 25 km sebelah utara pusat Kota Blitar
  4. Gunung Merapi adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004.
  5. Gunung Slamet (3.428 meter dpl.) adalah sebuah gunung berapi kerucut yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Slamet terletak di antara 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Kawah IV merupakan kawah terakhir yang masih aktif sampai sekarang, dan terakhir aktif hingga pada level siaga medio-2009. Gunung Slamet cukup populer sebagai sasaran pendakian meskipun medannya dikenal sulit. Di kaki gunung ini terletak kawasan wisata Baturraden yang menjadi andalan Kabupaten Banyumas karena hanya berjarak sekitar 15 km dari Purwokerto.
  6. Gunung Ceremai (sering kali secara salah kaprah dinamakan “Ciremai”) adalah gunung berapi kerucut yang secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53′ 30″ LS dan 108° 24′ 00″ BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat. Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 m dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.
  7. Gunung Salak merupakan kompleks gunung berapi yang terletak di selatan Jakarta, di Pulau Jawa. Kawasan rangkaian gunung ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengelolaan kawasan hutannya semula berada di bawah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, tetapi sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, dan dikelola sebagai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.

###

Pos lainnya ada di sini.

7 Dampak Kabut Asap Bagi Kesehatan

Bencana kabut asap yang terjadi di wilayah pulau Sumatera dan Kalimantan memiliki banyak dampak atau akibat bagi masyarakat di Indonesia dan negara tetangga. Masalah kesehatan menjadi isu utama selain hal seperti pekerjaan, sekolah dan rencana perjalanan yang tertunda.

Aku juga mengalami dampaknya secara tidak langsung. Bukan tentang kesehatan melainkan terhadap pekerjaan. Sejak bencana kabut asap ini terjadi, volume pengajuan refund tiket pesawat ikut bertambah. Banyak jadwal penerbangan yang tertunda, dialihkan waktunya atau bahkan ada yang tidak bisa diterbangkan di hari itu. Semakin banyak delay, no opearation flight dan kendala teknis lain yang disebabkan oleh kabut asap maka semakin banyak juga penumpang yang membatalkan penerbangannya. Semakin banyak yang batal terbang maka semakin banyak pula pengajuan refund. Continue reading “7 Dampak Kabut Asap Bagi Kesehatan”

7 Lapisan Atmosfer Bumi

Pernah lihat film-film tentang hujan meteor yang jatuh menimpa Bumi? Coba kamu sebukan film apa saja?

Berdasarkan informasi yang kita ketahui baik dari pelajaran di sekolah atau film, planet Bumi kita ini bisa selamat dari serangan meteor karena Bumi memiliki lapisan pelindung yang bernama Atmosfer. Continue reading “7 Lapisan Atmosfer Bumi”

7 Hal Menarik Dari Planet Merkurius

Hello, Good People? How are you? Aku harap Sahabat berada dalam keadaan sehat wal-afiat baik jiwa dan raga. Pada kesempatan ini, Seven Views akan membahas tentang Planet Merkurius. Sahabat Viewer pasti sudah mendengar nama ini ketika dulu belajar di sekolah dasar. Namun hingga saat ini kita tidak mengetahui secara rinci seperti planet yang kita huni yaitu Planet Bumi. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Planet Merkurius, mari kita bahas pada post ini.

Sahabat Viewer, ada 7  hal yang akan kita bahas tentang Planet Merkurius. Hal tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Pengertian Planet
  2. Pengenalan Planet Merkurius
  3. Struktur Dalam Planet Merkurius
  4. Ciri-ciri Planet Merkurius
  5. Bisakah Manusia Tinggal Di Planet Merkurius?
  6. Messenger (MErcurySurface, Space ENvironment, GEochemistry, and Ranging mission)
  7. Did You Know?

Continue reading “7 Hal Menarik Dari Planet Merkurius”

7 Gunung Tertinggi Di Dunia (Seven Summit)

Sahabat Viewer, apa yang terlintas di benakmu jika mendengar kata gunung? Pasti akan terbayang sebuah gundukan tanah besar yang menjulang tinggi menembus awan, berwarna hitam atau cokelat dan biasa digunakan untuk mendaki dan berkemah. Ya, gunung adalah salah satu ciptaan Allah yang mengagumkan. Di dalam gunung terdapat magma dan lahar yang apabila nanti meledak bisa menghancurkan daerah di sekitarnya namun di sisi lain, lahar tersebut sangat berguna untuk kesuburan tanah. Juga jutaan kubik pasir yang dimuntahkannya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku fondasi bangunan yang dicampur dengan semen dan lainnya.

Waktu kita masih kecil, ibu guru di SD biasa mencontohkan gambar pemandangan dengan dua gunung yang di tengahnya, ada matahari dan di depannya ada hamparan sawah yang terbentang luas serta sebuah pohon besar di ujung jalan. Disadari atau tidak, gambar gunung tersebut adalah gambar yang paling banyak diingat oleh orang seumuran saya sekarang yang lahir di era 80-an. Apakah di era digital sekarang, guru-guru masih memberikan contoh gambar seperti itu atau tidak ya? Continue reading “7 Gunung Tertinggi Di Dunia (Seven Summit)”

7 Hal Menarik Dari Planet Mars

Hello, Good People? How are you? Saya harap Sahabat semua berada dalam keadaan sehat walafiat baik jiwa dan raga. Pada kesempatan ini, Seven Views akan membahas tentang Planet Mars. Sahabat Viewer pasti sudah mendengar nama ini ketika dulu belajar di sekolah dasar. Namun hingga saat ini kita tidak mengetahui secara rinci seperti planet yang kita huni yaitu Planet Bumi. Pertanyaan yang paling populer adalah apakah Planet Mars bisa ditinggali seperti Bumi atau tidak. Untuk menjawab hal tersebut, mari kita belajar tentang pengertian planet terlebih dahulu.

Planet (dari bahasa Yunani Kuno αστήρ πλανήτης (astēr planētēs), berarti “bintang pengelana”) adalah benda astronomi yang mengorbit sebuah bintang atau sisa bintang yang cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri, tidak terlalu besar untuk menciptakan fusi termonuklir, dan telah “membersihkan” daerah sekitar orbitnya yang dipenuhi planetesimal. Kata planet sudah lama ada dan memiliki hubungan sejarah, sains, mitologi, dan agama. Oleh peradaban kuno, planet dipandang sebagai sesuatu yang abadi atau perwakilan dewa. Seiring kemajuan ilmu pengetahuan, pandangan manusia terhadap planet berubah. Pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengesahkan sebuah resolusi resmi yang mendefinisikan planet di Tata Surya. Definisi ini dipuji namun juga dikritik dan masih diperdebatkan oleh sejumlah ilmuwan karena tidak mencakup benda-benda bermassa planet yang ditentukan oleh tempat atau benda orbitnya. Meski delapan benda planet yang ditemukan sebelum 1950 masih dianggap “planet” sesuai definisi modern, sejumlah benda angkasa seperti Ceres, Pallas, Juno, Vesta (masing-masing objek di sabuk asteroid Matahari), dan Pluto (objek trans-Neptunus yang pertama ditemukan) yang dulunya dianggap planet oleh komunitas ilmuwan sudah tidak dipermasalahkan lagi. Continue reading “7 Hal Menarik Dari Planet Mars”